JAKARTA,PALPRES.COM – Rusuh terjadi di dalam Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pasca laga Liga I antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya hingga menyebabkan 127 korban tewas, 1 Oktober 2022.
Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, menjadi tragedi yang menelan korban jiwa terbesar kedua dalam sejarah kerusuhan di stadion sepak bola.
Dikutip dari laman footballgroundguide.com, tragedi pertama dengan jumlah korban jiwa terbesar, Minggu, terjadi di Stadion Nasional (Estadio Nacional), Lima, Peru, saat laga Peru vs Argentina pada 1964.
Kejadian di Stadion Nasional yang menewaskan 326 orang tersebut terjadi akibat kerusuhan di dalam stadion dihalau polisi, yang membuat penonton panik berlari di pintu keluar yang ternyata masih tertutup dan membuat banyak yang terinjak-injak.
BACA JUGA: Media Inggris Soroti Tragedi Kanjuruhan Malang
Pada posisi kedua dengan korban jiwa terbanyak yakni yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022.
Tragedi itu terjadi usai pertandingan antara tuan rumah Arema FC yang kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3.
Tragedi Kanjuruhan terjadi karena suporter Arema FC yang kecewa dengan kekalahan itu melampiaskan dengan turun ke lapangan mengejar pemain dan ofisial sehingga polisi berupaya menghalau, termasuk menembakkan gas air mata.
Penonton yang panik berlari ke pintu keluar sehingga terjadi penumpukan. Akibatnya fatal, banyak penonton yang terinjak-injak, terhimpit, dan sesak nafas.
BACA JUGA:Dua Polisi Tewas Dalam Tragedi Kanjuruhan, Ini Identitasnya
Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.
Tragedi ketiga, terjadi Stadion Olahraga Accra, Ghana, yang mempertandingkan laga antara Heart of Oak vs Kotoko pada 2001.
Pertandingan antara dua klub raksasa Ghana itu awalnya berjalan kondusif ketika Kotoko unggul sementara, namun dua gol di akhir laga membalikkan keadaan dan akhirnya memenangkan Heart of Oak.
Fans Kotoko bereaksi buruk dengan melemparkan botol dan kursi ke lapangan yang direspons polisi dengan gas air mata, yang membuat para penggemar Kotoko keluar.
BACA JUGA:Jokowi Instruksikan Setop Sementara Liga 1, Buntut Tragedi Kanjuruhan