Warga Bawa Material TMMD ke 115 Lewat Jembatan Gantung Terpanjang di Sumsel

Sabtu 08-10-2022,14:39 WIB
Reporter : Bernat Albar
Editor : Ella Twit

LAHAT, PALPRES.COM- Keberanian dan ketangguhan warga Desa Pagarbatu, Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat membawa bahan baku material dengan menyeberangi jembatan gantung patut diacungi jempol.

Bahkan mereka membawa bahan material dengan menggunakan sorong hingga sepeda motor.

Material tersebut digunakan untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI) Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 115, Komando Distrik Militer (Kodim) 0405/Lahat.

Jembatan atau jeramba tersebut menjadi satu-satunya akses jalur darat dari masyarakat Desa Pagarbatu menuju Kota Lahat, sebab hanya dengan jembatan inilah bisa masuk menuju ke desa yang ada.

BACA JUGA:Progres TMMD ke 115, Stafter Kodim 0405/Lahat Pasang Papan Informasi

Warga desa sudah terbiasa melintasi jembatan gantung menggunakan motor tanpa ada rasa takut atau khawatir akan jatuh dari jembatan.

Namun bagi warga luar desa yang belum terbiasa harus ekstra berhati-hati serta harus mampu nyali besar bisa melintasi jembatan gantung tradisional yang terbuat dari rangkaian kayu yang diikat dengan seutas tali besi. 

Di bawah jeramba mengalir Sungai Lematang yang hanya berjarak 15 meter dari permukaan sungai.

Kepala Desa (Kades) Pagarbatu, Yuniardi mengaku, kalau jembatan gantung di desa yang ia pimpin tersebut dinilai banyak orang luar sebagai jembatan terpanjang di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), namun dirinya sendiri berkeyakinan jika jembatan gantung ini merupakan jembatan terpanjang.

“Panjangnya saja 360 meter dengan empat tiang penyangga, sedangkan saat saya pernah keluar daerah kebanyakan jembatan gantung panjang tidak seperti desa kita ini yang mencapai 300-an meter,” ungkapnya, Sabtu 8 Oktober 2022.

BACA JUGA:Personel TMMD ke 115 Tempel Pecahan Batu di Jalan Masuk Sarana MCK

Jadi wajar saja, sambung dia, apabila warga dari luar menilai jika jembatan gantung Desa Pagarbatu ini terpanjang di Provinsi Sumsel. 

Bahwasanya jembatan gantung yang menjadi akses utama Desa ini sudah berumur sekitar 60 tahunan dan jembatan ini menjadi satu-satunya jalan keluar desa.

“Memang dulu pernah putus jembatan gantung ini pada 1979 sewaktu Sungai Lematang meluap besar,” ucap Yuniardi.

Tentu saja, masih kata Yuniardi, saat jembatan putus akses desa sempat putus dan terisolir namun masih bisa beraktifitas dengan menggunakan rakit untuk menyeberangi sungai.

Kategori :