Intensitas Hujan Tinggi, Petani Karet 'Berduka'

Senin 10-10-2022,16:28 WIB
Reporter : Widjan
Editor : Ella Twit

INDRALAYA, PALPRES.COM- Curah hujan yang cukup tinggi akhir-akhir ini membuat petani karet di Kabupaten Ogan Ilir 'berduka'. Betapa tidak, harga karet yang sudah terjun bebas saat ini, ditambah petani tak bisa menyadap karet akibat hujan turun.

Menurut Ujang, Petani Karet asal Muara Kuang, Ogan Ilir, pohon karet harus dalam keadaan kering agar getah sadapan dari kulit batang tidak keluar dari alur yang sudah dibuat. 

"Dan juga kalau batang karet basah, cairan getah karet tidak merembes keluar dari alur itu tadi," ujarnya, Senin 10 Oktober 2022.

Dibeberkannya, harga karet di Ogan Ilir terus mengalami penurunan signifikan setiap pekannya. Harga karet dengan kadar karet kering (KKK) hampir 100 persen, berkisar antara Rp6.500 hingga Rp6.900 per kilogram. 

BACA JUGA: 148 Orang Suspect DBD di Lahat, Tersebar di 33 Puskesmas

“Untuk harga karet pekan ini Rp6.500 per kilogram. Turun turus, dari bulan Juni kemarin Rp10.000 per kilogram, hingga saat ini anjelok terus, diperparah kondisi mau hujan terus ini," ungkapnya.

Guyuran hujan selama beberapa hari lanjutnya, disebut Ujang sangat menghambat aktivitas petani karet. Dia berharap situasi dan kondisi segera membaik sehingga harga karet dapat terdongkrak. 

"Dengan harga anjlok ini, ada yang bilang bakal turun lagi minggu depan, tapi entahlah,” tukasnya.

Berita Terkait, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) memiliki potensi kekayaan SDA di sektor pekebunan karet seluas 466.393,4 ha dengan kapasitas produksi mencapai 419.742 ton yang di dominasi perkebunan rakyat sebanyak 98,5%.

Guna mendorong pertumbuhan ekonomi, pentingnya hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah komoditas yang dimiliki, dengan menghasilkan barang setengah jadi maupun barang jadi yang nilai jualnya lebih tinggi dan harga lebih stabil dari pada harga bahan baku.

Demikian disampaikan Pj Bupati Muba H Apriyadi saat menerima Audiensi Jajaran PT Bumi Rambang Palembang, tentang Kerjasama Pengolahan dan Pemasaran Lateks Pekat dengan Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) di Kabupaten Muba, bertempat di Ruang Audiensi Bupati Muba, Senin 26 September 2022.

"Untuk itu, Pemkab Muba akan terus membantu UPPB diantaranya mendorong hilirisasi karet. pengembangan sektor hilir komoditas perkebunan di Muba diperkuat dengan pengembangan infrastruktur pembangunan jalan berbasis aspal karet lateks. Pembangunan pabrik centrifuge lateks di 3 Kecamatan yaitu Keluang, Sekayu dan Babat Toman," ungkapnya.

BACA JUGA:Perbaiki Harga dan Kualitas, Petani Karet Disarankan Manfaatkan UPPB

Lanjut Apriyadi, Pemkab Muba ingin berikan solusi pilihan kepada masyarakat petani karet, agar jangan hanya sebatas bokar saja yang di produksi terus, padahal lateks pekat ini justru teknologi pengolahan karet yang lebih menguntungkan. 

“Disamping kita dorong lateks ini bisa dijual dengan harga lebih tinggi, kita dorong juga agar bisa hilirisasi lainnya misalkan home industri yang memproduksi karet gelang, sendal jepit atau yang lainnya. Jadi silahkan kita jajaki dulu bagaimana rencana kerjasama dengan PT Bumi Rambang Palembang ini, mudah-mudahan bisa terlaksana dan sesuai dengan visi misi kita untuk meningkatkan harga karet ini,” jelasnya.

Kategori :