Jarang Diketahui, Batik Palembang Hasil Akulturasi Tujuh Negara

Selasa 08-11-2022,19:03 WIB
Reporter : Sri Devi
Editor : Sri Devi

PALEMBANG, PALPRES.COM – Kain tradisional Batik Palembang menjadi salah satu kekayaan budaya yang patut dilestarikan.

Meski tidak populer di Pulau Jawa, Batik Palembang merupakan hasil akulturasi dari tujuh negara yakni Cina, Arab, India, Siam Thailand, Belanda dan Jepang.

Hal ini diungkap Owner Rumah Batik17 Palembang, Agus Sariyadin saat menjadi narasumber dalam Seminar Hasil Kajian Koleksi Museum Negeri Sumsel dengan tema “Batik Palembang Koleksi Museum Negeri Sumsel” di Auditorium Bala Putra Dewa, Selasa, 8 November 2022.

BACA JUGA:Fakta! Batik Merah OKU Lebih Anggun Dibanding Wanita Berkebaya Merah

Agus menjelaskan, Batik Palembang berasal dari Pesisir Utara Jawa seperti Batik Lasem, Batik Cirebon, Batik Kauman dan Pekalongan.

Hal ini bisa diketahui dari warna merah dan biru khas Lasem serta warna putih yang dikombinasikan dengan kuning dan cokelat khas Cirebon.

“Jika kita telisik lebih jauh, pengembang batik dari Pesisir Utara Jawa itu didominasi Cina. Ini terbukti besarnya perusahaan batik di pesisir yang diperdagangkan di Palembang dengan nama Batik Tiga Negeri. Di Palembang terkenal dengan Batik Laseman,” jelasnya.

Begitu juga dengan Batik Kauman dan Pekalongan yang merupakan batik perpaduan pengaruh Arab dan India.

BACA JUGA:Songket Palembang, Pengait Budaya Generasi

Selama ini kita kenal dengan nama Batik Jlampang dan batik pengaruh Cina yang disebut dengan  Batik Encim, berkembang melalui perdagangan.

“Begitu juga dengan Batik Cirebon masuk Palembang memiliki pengaruh pembesar dan perkembangan Islam di Sumatera. Kain batik yang terkenal yakni Batik Jepri dan Batik Teluki,” urainya.

Dilihat dari motif, sambung Agus Sariyadin, motif batik Palembang sangat beragam dengan kombinasi hasil akulturasi pengaruh budaya dan corak dari berbagai perdangan dan politik yang berpengaruh.

BACA JUGA:Kain Arca Buddha, Cikal Bakal Songket Palembang

Seperti motif burung dari pengaruh Cina, motif simetris pengaruh Arab dan India, motif Kelopak Bersegi dari Siam Thailand dan Kamboja.

“Begitu juga dengan motif pas bunga pengaruh dari Kolonial Belanda, motif Pagi Sore pengaruh Jepang, dan motif Batik Laseman pengaruh dari Jawa dan Cirebon,” jelasnya.

Tags :
Kategori :

Terkait