Sebaliknya, korban disebutnya sebagai sosok yang suka mengasihi.
"Sebelumnya enggak pernah minta. Malah dulu suka ngasih dia. Waktu di Gunung Sahari (20 tahun lalu) itu suka ngasih dia. Baik itu makanan, baju-baju, kalau kita ultah dikirimin paket," ujar Ris.
Masih dikatakan Ris, tidak terdapat keluhan ihwal kondisi perekonomian keluarga Margaretha dan suaminya, Rudyanto.
Bahkan, dulunya kondisi perekonomian keluarga tersebut dapat dibilang berkecukupan.
"(Keadaan ekonominya) biasa-biasa saja, cukup. Enggak ada keluhan dan sebagainya. Ya, istilahnya standarlah, umum," kata Ris.
Suami Ris, Handoyo (64) juga mengatakan hal yang sama.
Dikatakannya bahwa keluarga Margaretha dan suami pernah memiliki penghasilan yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari.
Namun, yang menjadi masalah adalah Ris dan Handoyo sudah lama tidak berkomunikasi dengan keluarga Margaretha.
Ris dan Handoyo terakhir berkomunikasi lima tahun lalu.
Sehingga, kondisi perekonomian yang telah disampaikan keduanya di atas merupakan informasi lampau dan bisa saja berubah.
Mereka pun tidak mengetahui secara persis ihwal kondisi perekonomian keluarga Margaretha belakangan ini.
Berdasarkan hasil otopsi, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh keempat korban.
Soal dugaan korban tewas karena kelaparan, pihak kepolisian pun belum bisa menyimpulkannya.
Pihak penyidik masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium yang diperkirakan baru akan keluar dalam waktu satu pekan. *