Media tanam bahan organik seperti arang batang pakis, kompos, moss, pupuk kandang, serabut kelapa, sekam padi, dan humus.
Adapun media tanam bahan anorganik, yakni gel, pasir, kerikil pecahan batu bata, spons, tanah liat, vermi kulit, perlit, gabus, atau Styrofoam.
Media tanam berbentuk serpihan mampu menyimpan air lebih lama dan dalam jumlah banyak.
Contohnya humus.
Sebaliknya, media tanam berbentuk silindris dan bulat bersifat mudah melepas air, semisal akar pakis dan coco fiber.
Media tanam berbentuk bulat di antaranya pasir malang dan tanah.
Ukuran butiran juga menentukan kemampuan benda tersebut menyimpan air.
Semakin kecil diameternya, kian besar kemampuannya menyimpan air.
Sesuaikan dengan Jenis Tanaman
Lihat dulu tanaman apa yang akan kita tanam.
Tiap-tiap tanaman membutuhkan jenis media tanam yang berbeda pula.
Untuk tanaman yang tumbuh di daerah kering seperti Euphorbia, Kaktus, Adenium, dan Pachipodium sebaiknya ditanam menggunakan media tanam yang bersifat porus dan mudah membuang air.
Ciri tanaman ini memiliki jumlah daun sedikit dan berukuran kecil.
Sebaliknya, jenis tanaman yang tumbuh pada kondisi lembab harus ditanam menggunakan media tanam yang mampu menyimpan air secara baik.
Ciri tanaman ini memiliki ukuran daun yang lebar. Contonya Anthurium dan Aglaonema.