Kadinkes, Erwin Armeidi menerangkan saat ini Dinas Kesehatan terus menjalankan aksi dalam mendampingi anak-anak yang beresiko stunting dan tentunya disesuaikan dengan angka kebutuhan gizi anak.
“Selain terus dijaga pola makannya, anak-anak serta orang tua juga terus didampingi dalam masa tumbuh kembang yang ideal. Sementara hasil dari pendampingan terus di laporkan untuk melihat sejauh mana perkembangan strateginya,” ungkapnya.
Kepala Dinas PP dan KB, Henny Fitrianty mengemukakan selain pendampingan, pemerintah juga melaksanakan pencegahan spesifik terhadap resiko terjadinya anak yang lahir stunting dengan menggandeng seluruh OPD dalam melaksanakan aksi berupa pembinaan kepada calon pengantin, ibu hamil dan menyusui serta anak baduta dan balita.
BACA JUGA:Upaya Tekan Stunting, Dinkes Ogan Ilir Gelar Gerakan Nasional Aksi Gizi di Sekolah
Dari hasil audit ditemukan beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya resiko stunting yakni tidak memiliki air bersih yang layak, WC tidak layak, usia pernikahan terlalu tua, terlalu muda dan juga terlalu dekat dan sebagainya.
“Kita optimis angka resiko stunting bisa menurun sesuai dengan target,” tandasnya.
Hadir pada kegiatan tersebut, Pj Sekda, H Imam Senen, Inspektur, H Resta Irawan, Kepala DPUPR, Ahmad Asri Asri, Kadisperkim, H Trisko Defriyansa, Kadiskominfotiksan, M Johan Iman Sitepu dan Direktur RSSA, dr Dwiyana Sulistia Ningrum.