“Terkait radikalisme, kita ketahui bahwa hal ini tidak saja disebabkan karena kebodohan, kemiskinan atau rasa ketidakadilan dari kelompok tertentu, tetapi sudah masuk ke tataran kaum intelektual,” tambahnya.
Sekecil apapun gerakan yang mengarah kepada radikalisasi harus kita cegah dan antisipasi agar tidak berkembang dan meluas.
Karena bila hal ini tidak dicegah, akan mempengaruhi berbagai upaya untuk meningkatkan bangsa yang tumbuh lebih maju.
Indonesia adalah salah satu negara yang banyak memiliki keberagaman, perbedaan yang beragam seperti suku, ras, etnik, agama, budaya ,bahasa dan adat istiadat. Perbedaan yang dimiliki, sesungguhnya merupakan aset bangsa yang tak ternilai harganya.
BACA JUGA:Tim Itwasda Polda Sumsel Datangi Mapolres Muba, Ada Apa Ya?
Hal ini karena tak banyak negara yang memilikinya. Perbedaan bukan justru menjadi sumber konflik, melainkan sebisa mungkin dijadikan tolak kekuatan untuk membangun kehidupan yang harmonis, damai dan penuh toleransi.
Walaupun setiap WNI memiliki hak dasar dalam kebebasan berpikir dan bersikap, kebebasan berserikat, berkumpul dan menyatakan pendapat.
“Tetapi, ketika melakukan kegiatan yang mengarah pada upaya yang mengganggu kepentingan umum, bahkan mengancam keutuhan NKRI, maka kita harus cepat memperingatkan dan bekerja sama dengan aparat yang berwenang untuk melakukan tindakan tegas sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku,” jelasnya.
Peran penting sosialisasi dan pembinaan oleh Polri, sebagai langkah preventif agar tidak terjadi ancaman kamtibmas dari segala bentuk radikalisme dan intoleransi.
“Dalam kesempatan yang baik ini, saya mengajak semua pihak untuk terus berkomitmen dan bekerja secara nyata dengan selalu menebar kebaikan sebagai Wujud nyata Abdi Negara,” katanya.