"Tidak boleh hybrid, kami berharap seminar dan kongres dapat memberikan manfaat semua peserta," harapnya.
Hal lain dia kemukakan, terkait profesi pemuliaan, sejauh ini profesi tersebut sangat minim.
Idealnya 1.000 petani dipegang oleh salah seorang pemuliaan.
Mengingat profesi ini dapat melakukan kerja untuk pembibitan dengan rentang waktu 8 - 10 tahun.
BACA JUGA:Satu dari Empat Crew Jatuhnya Helikopter Polri NBO 105 P-1103 Ditemukan Meninggal Dunia
Terakhir Syukur berharap kongres dan seminar nasional merupakan satu kegiatan yang harus terus dipupuk dan dikembangkan.
Tanpa kegiatan seminar informasi kita bisa lebih tersebar dengan sebaik-baiknya.
Terpisah, ketua panitia pelaksana Dr Ir Karlin Agustina MSi menjelaskan, dalam seminar dan kongres ini setidaknya ada 71 karya ilmiah dipresentasikan.
Dia menjelaskan, yang ikut dalam kegiatan kali ini adalah BUMN, praktisi, pengambil kebijakan serta para pihak yang berminat dan peduli pada bidang pemuliaan yang berasal dari 15 provinsi.
Antara lain Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat dan Sulawesi Tengah dengan total peserta dan panitia sebanyak 153 orang.
Jika dilihat dari asal instansi pemakalah terdapat 44 pemakalah yang berasal dari PTN dan PTS, 23 berasal dari perusahaan dan 6 paper dari BRIN (Puslit Karet, PPKS Medan, Pusat riset tanaman pangan dan Puslit Kopi Kakao).
Diadakannya kongres dan seminar PERIPI ini sendiri diharapkan pemikiran akademisi, dosen swasta sektor pertanian dan peternakan, dapat berguna bagi bangsa dan negara.
Begitupun hasil dari kongres dan seminar IX PERIPI, dapat dihimpun untuk menjadi pengetahuan bersama.
Terakhir menjadi jejaring antar pengurus PERIPI yang ada di Indonesia. (*)