Sementara digitalisasi museum menjadi hal yang mutlak untuk mempromosikan sejarah dan heritage tanpa batas ke seluruh dunia, penggunaan teknologi untuk memaksimalkan pengalaman berkunjung langsung di museum merupakan sebuah inovasi yang terus ditumbuhkan di semua negara.
BACA JUGA: 3 Bansos Ini Akan Cair Lagi di Akhir Januari 2023, Besarannya Pun Meningkat
BACA JUGA:Belagak Nian! 5 Penyanyi Ini Ternyata Asal Sumatera Selatan
Pemanfaatan Google Arts and Culture sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas Museum dan sarana promosi juga dinilai sangat baik.
Di Indonesia sendiri misalnya pengunjung dapat menikmati ruang Immersive yang membuat koleksi menjadi hidup dan membawa pengunjung seolah berada di dalam koleksi tersebut di Museum Nasional, Museum Macan dan baru-baru ini secara temporer diadakan oleh Museum Seni Rupa dan Keramik di Jakarta.
Senada diakui City Tour Operator Bung Zaim dari Palembang Good Guide yang rutinitasnya sebagai City Tour Guide membuatnya banyak berinteraksi dengan traveller dari Gen Z.
Menurut Zaim, Gen Z merupakan generasi yang sangat tech savvy dan menginginkan experience yang unik dan berbeda saat berkunjung ke sebuah tempat.
Dalam pemaparannya, Zaim menegaskan bahwa pengalaman virtual tour merupakan salah satu bentuk promosi yang mendorong untuk berkunjung secara langsung ke Museum.
“Oleh karena itu Museum sebagai Produk harus siap secara fisik dan pelayanan, agar dapat dinikmati oleh pengunjung,” pungkas Zaim. (*)