Mendapati situasi yang tidak menguntungkan seperti itu, Abdul Hamid beserta hulu balangnya bergegas melarikan diri dengan menggunakan perahu. Tanpa arah tujuan yang jelas mereka terus menyusuri sungai menuju pedalaman demi menghindari kejaran tentara Sultan.
BACA JUGA:Dipimpin PJ Sekda Musi Banyuasin, Para ASN Ziarah dan Tabur Bunga di Makam Pahlawan
Berbulan-bulan mereka mengayuh perahu, dari sungai ogan menyusuri sebuah lebak yang kemudian dikenal dengan nama lebak Meranjat, merapatlah mereka disebuah hutan belantara seberang Tanjung Batu yang akhirnya menetap, berdiam diri, bergaul didaerah tersebut sembari mengajarkan keahliannya dalam hal bertukang, memahat, membuat perhiasan, hingga menyebarkan ajaran agama islam serta turut serta merancang puncak masjid al-falah tanjung batu yang sekarang masih kokoh berdiri di kampung tiga tanjung batu.
Karena keahian dan kepandaiannya, kian mahir, Keberadaan Abdul Hamid dan pengikutnya semakin mendapat tempat di hati penduduk. Karena keahliannya ini terutama sekali keahliannya sebagai tukang kayu dan tukang pahat, maka oleh penduduk setempat beliau diberi gelar Usang Sang Sungging (Sang Sungging).
Selang beberapa waktu beliau tinggal di seberang Tanjung Batu, terdengarlah olehnya bahwa ada seseorang puteri cantik yang tinggal di hulu sungai dan menetap di sebuah dusun bernama Senuro. mendengar kabar ini, Sang Sungging lalu mengirimkan utusan untuk mengadakan silahturahmi dengan puteri tersebut.
Sepulangnya dari tempat sang puteri, para utusannya membawa kabar baik bahwa tujuan dan maksud mereka diterima dengan baik dan tangan terbuka oleh puteri. Utusannya juga bercerita bahwa Sang puteri senang mengajarkan kepada penduduk setempat bagaimana cara mengerjakan kerajinan menganyam, membuat bakul dari kulit bambu dan membuat kerajinan lainnya.
Mendengar berita tersebut, sang sungging tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya dan memutuskan untuk segera bertemu sang puteri. Setelah kedua insan tersebut berjumpa, diketahuilah bahwa puteri tersebut bernama Nafisah.
BACA JUGA:Tabur Bunga di Taman Makam Pahlawan, Ini Harapan Bupati Panca
Konon karena kecantikan rupanya dan kulitnya agak kemerah-merahan seperti buah pinang masak, maka oleh penduduk setempat ia dijuluki puteri minang masak.
Lalu siapa dan dari manakah asal usut puteri Senuro atau puteri Pinang masak?, Apakah pria yang dikisahkan dalam kisah putri Pinang masak adalah pria yang ditolaknya sehingga sang putri mengeluarkan sumpah?.