PALEMBANG, PALPRES.COM – Salah satu legenda yang terkenal di daerah Sumatera Selatan adalah legenda Puyang Serunting Sakti alias Si Pahit Lidah, bahkan hingga saat ini legenda Serunting Sakti ini masih terdengar di telinga masyarakat.
Bagaimana tidak, Puyang Serunting Sakti diyakini memiliki kesaktian dimana setiap ucapannya berupa sumpah atau kutukan akan menjadi kenyataan, Oleh sebab itulah Serunting Sakti juga dijuluki dengan nama Si Pahit Lidah. Saat ini Serunting Sakti menjadi simbol persatuan dari keturunannya serta sebagai alat kontrol sosial dan diyakini sebagai pemimpin yang telah meletakan pondasi dasar nilai budaya dan norma yang ada dalam tatanan kehidupan pada suku Semidang.
Menurut legendanya, selain sakti, Puyang Serunting Sakti juga dikenal sebagai seorang pendekar yang baik hati dan bijaksana. Bahkan cerita kesaktiannya telah dibicarakan sejak dahulu di daerah Sumatera Bagian Selatan dimana daerah kekuasaannya tidak hanya di Sumsel bahkan sampai ke daerah Jambi, Bengkulu dan Lampung.
Mengutip dari berbagai sumber, terdapat dua versi yang menyebutkan asal usul Puyang Serunting Sakti.
BACA JUGA:Mengenal 12 Suku Melayu di Sumatera Selatan yang Wajib Diketahui
1. Versi Suku Serawai (Semidang Alas Bengkulu Selatan)
Berdasarkan cerita tutur, Suku Serawai berasal dari leluhur yang bernama Serunting Sakti bergelar Si Pahit Lidah.
Asal-usul Serunting Sakti sendiri masih gelap. Sebagian orang mengatakan bahwa Serunting Sakti berasal dari suatu daerah di Jazirah Arab yang datang ke Bengkulu melalui Kerajaan Majapahit.
Asal-usul suku Serawai masih belum bisa dirumuskan secara ilmiah, baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk-bentuk publikasi lainnya. Asal-usul suku Serawai hanya diperoleh dari uraian atau cerita dari orang-orang tua.
Sudah tentu sejarah tutur seperti ini sangat sukar menghindar dari masuknya unsur-unsur legenda atau dongeng sehingga sulit untuk membedakan dengan yang bernilai sejarah.
BACA JUGA:Telusuri Napak Tilas Puyang Serunting Sakti, Simpan Pusaka di Rumah Bertiang Satu
Ada satu tulisan yang ditemukan di makam Leluhur Semidang Empat Dusun yang terletak di Maras, Talo. Tulisan tersebut ditulis di atas kulit kayu dengan menggunakan huruf yang menyerupai huruf Arab kuno. Namun sayang sekali sampai saat ini belum ada di antara para ahli yang dapat membacanya.
Berdasarkan cerita para orang tua, suku bangsa Serawai berasal dari leluhur yang bernama Serunting Sakti bergelar Si Pahit Lidah.
Asal-usul Serunting Sakti sendiri masih gelap, sebagian orang mengatakan bahwa Serunting Sakti berasal dari suatu daerah di Jazirah Arab, yang datang ke Bengkulu melalui kerajaan Majapahit.
Di Majapahit, Serunting Sakti meminta sebuah daerah untuk didiaminya, dan oleh Raja Majapahit dia diperintahkan untuk memimpin di daerah Bengkulu Selatan. Ada pula yang berpendapat bahwa Serunting Sakti berasal dari langit, ia turun ke bumi tanpa melalui rahim seorang ibu. Selain itu, ada pula yang berpendapat bahwa Serunting Sakti adalah anak hasil hubungan gelap antara Puyang Kepala Jurai dengan Puteri Tenggang.