Dikutip Sky News, Guido Bertolaso, anggota Dewan Kesejahteraan Regional Lombardy mengungkap bahwa pada penerbangan pertama, dari total 92 penumpang, terdapat 35 orang yang positif Covid (38 persen).
Sedangkan pada penerbangan kedua, dari total 120 penumpang, terdapat 62 orang yang positif Covid (52 persen).
Kabar ini mencuat di tengah kesiapan China membuka perbatasannya.
Meski lonjakan kasus Covid di Negeri Tirai Bambu kini sedang gila-gilaan.
BACA JUGA:Beli Hyundai STARGAZER, Bebas Biaya BBM Hingga Jaminan Kemudahan Suku Cadang
Sementara itu para ahli kesehatan mengingatkan, bahwa terdapat potensi berkembang biaknya varian baru di Cina.
Mulai 8 Januari 2023, Otoritas China mengumumkan bahwa pelancong asing ke negeri tirai bambu itu tidak mewajibkan karantina.
Padahal sebelumnya, China menerapkan pembatasan ketat demi menangkal Covid.
Bahkan, Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) telah mengakhiri publikasi statistik harian Covid.
BACA JUGA:HORE! Gaji 13 dan THR Tahun 2023 PNS Dipercepat, Ini Jadwalnya
Ratusan ribu orang diperkirakan telah terinfeksi, beberapa pekan terakhir.
Rumah sakit dan krematorium di seluruh negeri kewalahan.
Mayoritas masyarakat di China tak memiliki kekebalan dari infeksi sebelumnya.
Terlebih lagi, banyak di antara mereka yang tidak divaksinasi.
BACA JUGA:Aplikasi Pinjol PinjamDuit Berizin OJK, Proses Aman Bunga Rendah dan Cepat Cair
Karenanya pakar kesehatan global khawatir, China akan menjadi lahan subur bagi varian baru.