Ia memerintah dengan tangan besi di Nikaragua.
Ortega pertama kali memerintah di negara Amerika Tengah tersebut pada 1980 dan kembali lagi berkuasa sebagai ketua Sandinista National Liberation Front (FSLN) partai sayap kiri pada 2007.
Sementara Rosario telah berafiliasi dengan FSLN sejak 1970-an. Pasangan ini menikah pada 2005 silam.
Dilansir Sindonews.com, Jumat, 30 Desember 2022, sejak terpilih kembali pada tahun 2007, Ortega secara bertahap mengokohkan posisinya dan menghilangkan saingan serius, yang mengarah pada tuduhan menekan perbedaan pendapat.
BACA JUGA:Sopir dan Tukang Ojek Dapat BLT BBM Besarannya Hingga Rp2.700.000
Sedangkan Murillo, yang digambarkan boros, gemar pada puisi dan seni, tidak kalah pentingnya dengan sang suami.
Dia merupakan tangan kanan suaminya, meskipun beberapa pihak percaya wanita ini memegang kekuasaan sejati di negara tersebut. Dikenal sebagai "Companera Rosario [Kamerad Rosario]", dia telah naik pangkat di partai sejak suaminya terpilih kembali sebagai pemimpin.
Keduanya berbagi kendali kekuasaan.
"Di sini kami memiliki dua presiden karena kami menghormati prinsip 50:50—dengan kata lain, di sini kami memiliki wakil presiden pada Kamerad Rosario," kata Ortega dalam pidato yang disiarkan televisi setelah kemenangan pemilunya.
BACA JUGA: Mau Nonton KKN di Desa Penari Hanya Bayar Rp 1, Ada Promo di Seluruh Indonesia
Kesukaan masyarakat Nikaragua terhadap sang presiden masih sangat tinggi.
Hal ini terbukti dalam jajak pendapat publik, Ortega memiliki suara 65 persen, jauh melebihi lawan-lawannya. *