“PETA mengingatkan bahwa setiap kali seseorang membeli anjing atau kucing “ras murni”, seekor anjing atau kucing di shelter (atau tempat penampungan) kehilangan kesempatan untuk mendapatkan rumah,” beber Jason Baker.
Para peternak dan toko-toko hewan juga sering menjual hewan kepada siapapun yang mau membeli, tanpa peduli apakah pembeli akan memperhatikan hewan tersebut dengan baik, dan apakah pembeli akan memperlakukan hewan sebagai keluarga atau pendamping, dan bukan sebagai komoditas.
“Ini adalah beberapa alasan, di antara lainnya, mengapa PETA mendorong calon wali anjing untuk mengadopsi dari shelter-shelter, di mana jutaan hewan menantikan rumah permanen bagi mereka, dan untuk mensterilkan hewan pendamping tersebut,” tukas Jason Baker.
PETA – dengan semboyan yang sebagiannya berbunyi “hewan bukan milik kita untuk disiksa dengan cara apapun” – menentang spesiesisme, sebuah sudut pandang supremasi manusia.
BACA JUGA:Pemegang KIS BPJS Kesehatan Bisa Dapat Bansos Tahun 2023, Begini Cara Cek Status Kepesertaan
Untuk informasi lebih lanjut mengenai pengumpulan dan pelaporan investigasi PETA, silakan kunjungi PETAAsia.com atau ikuti di Twitter, Facebook, dan Instagram. (*)