PALEMBANG, PALPRES.COM- Satuan Tugas Natal dan Tahun Baru 2023 mengakhiri masa tugasnya dalam memberikan pelayanan serta mengamankan ketersediaan pasokan dan distribusi energi selama dua momen besar tersebut.
Area Manager Communication, Relation & CSR Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan mengatakan Satgas Pertamina telah berhasil mendukung kelancaran pasokan BBM dan LPG selama Natal dan Tahun Baru.
"Tentunya keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang senantiasa berkoordinasi dan bersinergi dengan Pertamina. Selain itu, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel menyampaikan terima kasih dan apresiasi baik untuk Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota, Pemerintah Daerah, TNI/Polri, rekan-rekan media dan seluruh pelanggan setia Pertamina sehingga Satgas Nataru dapat berjalan dengan baik dan lancar," kata Nikho.
Selama masa Satgas Nataru total konsumsi produk gasoline meningkat sebesar 5%, sedangkan gasoil tidak ada perubahan siginifikan. Adapun LPG meningkat 5%. Sementara Avtur meningkat 27%.
BACA JUGA:Jadi Turun, Update Harga BBM Pertamina Non Subsidi 6 Januari 2023 Seluruh Indonesia
"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada konsumen yang telah memilih produk-produk berkualitas Pertamina, karena tentunya mendukung performa kendaraan tetap prima selama perjalanan," imbuhnya.
Selama masa Satgas, Pertamina menyiagakan sejumlah layanan tambahan diantaranya 87 SPBU yang disiagakan 24 jam, 347 Agen Siaga dan 5.540 Outlet Pangkalan LPG Siaga, 5 unit Kiosk, 16 SPBU kantong, 15 unit Motoris atau Pertamina Delivery Service (PDS).
Terkait informasi lebih lanjut mengenai produk dan layanan informasi, masyarakat dapat menghubungi Kontak Pertamina 135.
Berita Terkait, PT Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading Pertamina, kembali melakukan penyesuaian harga jual produk-produk BBM non subsidi atau jenis bahan bakar umum (JBU). Harga baru yang berlaku per 3 Januari 2023 pukul 14.00 WIB. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri BUMN Erick Thohir, pada Selasa 3 Januari.
“Diputuskan hari ini harga Pertamax disesuaikan dari Rp 13.900 per liter menjadi Rp 12.800. Dibutuhkan koordinasi dan proses waktu dengan berbagai stakeholder, untuk melakukan penyesuaian harga, karena Pertamina bisnisnya luas dari hulu ke hilir, tidak seperti perusahaan yang hanya mengelola 5 pom bensin. Hal ini perlu dilakukan karena pemerintah harus ada dan mendukung ekonomi masyarakat,” jelas Erick saat melakukan peninjauan di salah satu SPBU Pertamina di jalan MT Haryono, Jakarta Selatan.
Untuk produk jenis gasoline (bensin), Pertamax (RON 92) disesuaikan menjadi Rp 12.800 per liter, dari sebelumnya Rp 13.900. Pertamax Turbo (RON 98), kembali disesuaikan menjadi Rp 14.050 per liter. Turun harga dari yang sebelumnya Rp 15.200 sejak penyesuian harga terakhir dilakukan pada 1 Desember 2022 lalu.
Kemudian untuk produk jenis gasoil (diesel) yakni Dexlite (CN 51), disesuaikan menjadi Rp 16.150 per liter. Turun dari sebelumnya Rp 18.300. Sedangkan Pertamina Dex (CN 53) mengalami penyesuian menjadi Rp 16.750 per liter dari sebelumnya Rp 18.800. Harga baru ini berlaku untuk propinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5% seperti di wilayah DKI Jakarta.
Erick menjelaskan, bahwa harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga dievaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar. Pertamina melakukan penyesuaian harga mengikuti tren harga minyak dunia dan harga rata-rata publikasi minyak.