PALEMBANG, PALPRES.COM - 9 Januari 1988, 35 Tahun yang lalu di Rumah Sakit Darmo Surabaya tepat pukul 13.15 WIB, seorang musisi legendaris bernama Gombloh meninggal dunia dalam usia yang terbilang muda yaitu 40 tahun.
Trademark Gombloh adalah tubuh kerempeng, topi, rambut dikuncir, kacamata hitam, sepatu kets dan setelan putih-putih.
Gombloh adalah penyanyi legendaris Indonesia yang sangat memiliki jiwa besar Nasionalis.
Musisi yang bernama asli Soedjarwoto ini lahir pada tanggal 12 Juli 1948 dalam pengungsian.
BACA JUGA:Ada Band Remake Kencan Rahasia, Ini Lirik dan Kunci Gitarnya
Saat itu Agresi Militer Belanda part II, kedua orangtuanya meninggalkan rumah di daerah Genteng, Surabaya menuju kota Jombang.
Gombloh lahir di daerah Tawangsari, Jombang.
Semenjak kecil Soedjarwoto mendapat julukan 'Gombloh'.
Julukan yang bermakna 'Nggomblohi' atau 'pura-pura bodoh', tetapi nama itulah yang membawa hoki dalam kariernya bermusik.
BACA JUGA:Nostalgia Bersama D'Lloyd, Ini Lirik dan Chordnya
Salah satu tembang yang membuat Gombloh dikenal banyak masyarakat Indonesia berjudul 'Di Radio (Kugadaikan Cintaku)' dan Kebyar-kebyar.
Gombloh terlahir dari keluarga sederhana, kedua Orang tua Gombloh bernama Slamet dan Patukha adalah pedagang kecil yang berjualan ayam potong di pasar tradisional.
Slamet tidak ingin ke enam anaknya seperti dirinya.
Dia sangat berharap agar anak-anaknya dapat bersekolah setinggi mungkin dan memiliki kehidupan yang lebih baik.
BACA JUGA:Lagu Sepanjang Masa Koes Plus, Ini Lirik dan Chordnya