"Kayaknya Lahat Selatan ini seperti dianak tirikan saja, tidak mengenal waktu lagi, pendek kata suka-suka mereka kalau dihubungi alasannya selalu klasik, dan tagihan harus tepat waktu dibayar kalau tidak pasti diputus atau disegel," ungkap Anggun.
Padahal, lanjut Anggun, di Kabupaten Lahat ini ada beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), seharusnya menjadi lumbung energi dengan menyuplai listrik.
"Tetapi kenyataan tidak sebanding dengan yang ada, masyarakat hanya dihadapi dengan kegelapan serta kerusakan elektronik," tegasnya.