“Saat ini seluruh sekolah dan kampus di Sudan tidak beraktivitas,” cetus dia.
Sebagaimana diketahui, dilansir dari beberapa sumber berita terkini tentang konflik antara pasukan militer dan paramiliter di Sudan, disebutkan bahwa pertentangan yang mengarah pada perang saudara ini terus meningkat kendati ada upaya AS dan Saudi menengahinya.
Gencatan senjata yang dirancang tiga hari, sudah dilanggar ketika baru berjalan sehari.
Ada dua jenderal di jantung krisis ini Abdel Fattah al-Burhan, pemimpin Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan Mohammed Hamdan Dagalo, yang lebih dikenal sebagai Hemedti, kepala dari kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
BACA JUGA:5 Daerah dengan Penduduk Miskin Paling Banyak di Riau, Kepulauan Meranti Rangking 1
Kedua jenderal itu dulunya bekerja sama, melakukan kudeta bersama, namun kini pertempuran mereka demi meraih supremasi justru menghancurkan Sudan
Ketegangan antara tentara dan RSF meningkat seiring dengan kian dekatnya tenggat waktu untuk membentuk pemerintahan sipil, yang fokus pada persoalan pelik soal bagaimana RSF harus diintegrasikan kembali ke dalam angkatan bersenjata reguler.
Sampai kini konflik tersebut turut membuat mahasiswa Indonesia termasuk yang berasal dari Pagaralam terpaksa diungsikan. *