Kondisi ini membuat Vladimir Putin membuat pengumuman darurat militer.
Tapi entah kenapa tiba-tiba kudeta itu batal dikarenakan adanya kesepakatan antara Prigozhin dengan Presiden Belarus Aleksander Lukashenko, yang menjadi penengah ketegangan tersebut.
Hingga saat ini pemimpin Wagner Group Prigozhin belum terlihat, namun didalam kesepakatannya Prigozhin akan dipindahkan ke Belarus dan meminta para anak buahnya untuk tidak menumpahkan darah.
Dalam kudeta tersebut terlapor banyaknya rumah yang rusak akibat alat tempur berat, dan beberapa jalan rusak parah karena tank yang berlalu lalang.
BACA JUGA:10 Perguruan Tinggi di Kota Lubuklinggau, Silahkan Pilih Sesuai Minat Anda
Total sekitar 19 rumah yang menjadi hancur, karena baku tembak antar Wagner Group dan pasukan reguler Rusia.
Sedangkan di Voronezh melaporkan adanya kebakaran yang amat besar, dikarenakan pawai pasukan Wagner Group.
Sebelumnya, selama Perang Ukraina dan Rusia, pihak Rusia sangat bergantung dengan salah satu tentara bayaran bernama Wagner Group dari awal perang meletus.
Namun kabar terbaru Kepala Wagner Group Yevgeny Prigozhin, telah mendeklarasikan pemberontakan kepada militer Rusia, yang menjadi awal dari kehancuran Vladimir Putin.
BACA JUGA:Ikonik Banget! Ini 7 Wisata Indonesia yang Hits dan Mendunia, Wajib Masuk List Liburan Kamu
Hal ini diperkasai saat Prigozhin menilai militer Rusia melakukan serangan rudal brutal ke posisi pasukannya di Ukraina, yang membuat banyak pasukannya banyak tewas.
Dalam keterangan resminya, Prigozhin menyebutkan militer Rusia dengan sebutan jahat, dan mengecam kementerian pertahanan Rusia tidak konsisten.
"Mereka harus di hukum, Kementerian Pertahanan sepertinya menganggap kami seperti musuh, " dikutip AFP, Sabtu 24 Juni 2023.
Saat ini Prigozhin Juga menjatuhkan tuduhan yang sangat serius terhadap Rusia, yakni sebuah penghianatan yang sangat besar.
BACA JUGA:Masih Dibuka! Daftar Kampus Terbaik di Sumsel Berikan Beasiswa Kuliah Hingga Selesai
"Menteri Pertahanan menipu kita semua, mereka menipu Presiden, agresi militer ini hanya ditumpuhkan ke kami, dan mereka hanya diam, " tutur