7. Passiliran Kambira, Toraja
Selain Batu Lemo, penduduk Toraja yang menganut kepercayaan Aluk Tolodo melakukan upacara Passiliran.
Tradisi ini adalah memakamkan bayi yang meninggal dunia dengan cara dimasukan ke lubang pohon tarra dalam posisi meringkuk seperti saat di dalam rahim.
Pohon ini dilubangi sesuai arah rumah bayi, kemudian ditutup dengan ijuk.
Pohon ini dipilih karena memiliki getah berwarna putih dan menyerupai susu.
Upacara ini dipercaya dapat membawa jiwa bayi selamat sampai ke alam baka.
Makin tinggi status sosial keluarganya, maka lubang makam juga akan semakin tinggi.
8. Waruga, Minahasa
Dulunya masyarakat Minahasa juga memiliki tradisi untuk membuat makam yang nantinya akan mereka tempati sendiri.
Mereka juga percaya bahwa makam harus dibuat seindah mungkin untuk menghormati rohnya.
Waruga merupakan makam yang terdiri dari dua batu.
Batu pertama berbentuk peti dan batu kedua berbentuk menyerupai limas.
Biasanya, waruga akan dihiasi ornamen ukiran hewan, manusia, tanaman, ataupun geometri.
Beberapa waruga juga memiliki ornamen berupa kisah hidup manusia.