RIYARD, PALPRES.COM - Konflik Besar Israel dan Palestina sudah terjadi dari kemarin.
Serangan besar-besaran dilakukan oleh Israel untuk menaklukkan Tepi Barat.
Israel telah menurunkan ratusan tentara, sama seperti dengan awal konflik dengan Palestina sekitar 2 dekade terakhir.
Bukan hanya pasukan, Israel juga menggunakan drone untuk menghancurkan bangunan dan tempat perlindungan masyarakat Palestina.
BACA JUGA:2 Bansos Resmi Dihapus Bulan Juli 2023 Khusus untuk KPM Ini
Pejabat Palestina telah mengatakan, bahwa 50 warga Palestina mengalami luka serius, 8 warga dinyatakan meninggal dunia, dan beberapa warga kritis.
Pasukan Israel telah melakukan penyerangan di kamp pengungsian di Kota Jenin.
Dimana pejabat Palestina melaporkan telah ada 3000 pengungsi Palestina yang pergi di awal invasi Israel.
Dalam pertemuan darurat organisasi kerjasama negara Islam, OKI 57 negera yang tergabung didalamnya, sepakat mengatakan Israel telah kelewatan dan akan mengutuk mereka di internasional.
BACA JUGA:Kecam Pembakaran Alquran di Swedia, Paus Fransiskus: Saya Muak!
"Rakyat Palestina tidak akan berlutut, kami tidak akan menyerah, dan kami tidak akan mengibarkan bendera putih.
Kami akan teguh di tanah kami, untuk menahan agresi militer ini, " tutur Nabil Abu Rudeineh, Juru Bicara Kepresidenan Palestina.
Dalam hal ini Amerika Serikat telah memantau dengan seksama situasi di Jenin dan Tepi Barat, dikarenakan informasi yang tumpang tindih antara Israel dan Palestina.
"Kami pastinya mendukung Israel dalam mendukung membela rakyatnya dari Hamas, Jihad Islam dan kelompok teroris lainnya, " tutur Juru Bicara Gedung Putih.
BACA JUGA:Kisah Nasruddin Hoja, Pelawak Sufi yang Terkenal hingga Penjuru Dunia