MOSKOW, PALPRES.COM - Alasan dari Perang Ukraina dan Rusia itu sebenernya sederhana dan sangat simple.
Dalam kasus ini Rusia hanya tak ingin Ukraina untuk bergabung dengan aliansi NATO, karena Rusia tak ingin berbatasan langsung dengan organisasi terkuat di bumi saat ini.
Selain itu Rusia tak ingin salah satu mitra dagangnya terganggu, karena itu dapat mengganggu ekonomi dan kedaulatan Rusia itu sendiri.
Di sisi lain Presiden Ukraina Volodymyr Oleksandrovych Zelenskyy malah memancing kemarahan Rusia, dengan terus saja mengusahakan untuk bergabung dengan NATO.
BACA JUGA:2 Bansos Non Tunai Resmi Dihapus, Ini Penggantinya
Imbasnya pada tahun kemarin Moskow secara resmi melakukan operasi khusus dengan berdalih menghancurkan Batalyon Azoq.
Azoq adalah Batalyon berpaham fasis, sama halnya dengan Nazi Jerman saat perang dunia ke 2.
Selama Perang Rusia dan Ukraina itu, NATO tak menerima tindakan gegabah dari Ukraina.
Pasalnya, NATO tak ingin konfrontasi terbuka dan berskala besar dengan Rusia.
BACA JUGA:Hassan bin Tsabit, Sahabat Nabi Yang Tak Pandai Berkelahi Tapi Syairnya Mampu Ciutkan Nyali
Di sisi Rusia ,Vladimir Putin selaku pemimpin tertinggi, mengatakan bahwa ekspansi NATO di perbatasan Rusia inilah yang membuat mereka harus mengerahkan puluhan ribu tentara ke Ukraina.
Bukan hanya saja halangan dari Rusia, Ukraina pun harus meminta restu dengan 31 anggota NATO terlebih dahulu sebelum dapat bergabung secara resmi, dan itu membuat Ukraina semakin sulit.
Sebenarnya pada tahun 2008, NATO telah menyetujui di dalam KTT bahwa Ukraina dapat bergabung.
Namun karena ia merupakan salah satu bekas wilayah Uni Soviet, yang membuat hal itu perlu di kaji lebih lanjut.
BACA JUGA:Nusaibah binti Ka'ab! Sang Singa Merah, Pejuang Wanita Perisai Rasulullah