Tidak hanya itu, ia kerap berjibaku menegakkan demokrasi dan hak azazi manusia, khususnya untuk anak-anak dan wanita.
Shirin Ebadi juga sering memberikan kritik kebijakan negaranya, hingga pada 2000 ia dipenjara.
Penjara ternyata tak membuat Shirin Ebadi berhenti dengan aktivitasnya, ia tetap memperjuangan hak azazi manusia.
Bahkan ia masuk organisasi di Iran yang memiliki visi dan misi yang sama dengannya.
BACA JUGA:Bansos PKH Tahap 3 Rp500.000 Cair Juli 2023 untuk Komponen Ini
Ia pun menulis beberapa buku.
Aktivitas yang Shirin Ebadi perjuangkan di bidang hak azazi manusia ternyata menarik perhatian dunia.
Oleh sebab itulah ia dianggap sangat pantas meraih Nobel, karena tak kenal lelah, pribadi yang pemberani, dan tak berhenti berusaha, meskipun menerima ancaman sekalipun.
Baginya yang utama adalah memperjuangkan hak-hak masyarakat yang ia bela dengan sepenuh hati.
BACA JUGA:Ali Bin Abi Thalib, Sahabat Nabi yang Cerdas dan Pemberani
Sebelum Shirin Ebadi meraih Nobel, muslim lain yang meraih Nobel adalah Yasser Arafat, pemimpin PLO dari Palestina pada 1994.
Seperti dikutip Wikipedia, Yasser Arafat meraih Nobel Perdamaian.
Kemudian, banyak muslim dam muslimah lain yang meraih penghargaan Nobel, baik Nobel perdamaian, hak azazi manusia, dan fisika, tapi juga Nobel kesusastraan dan kimia. *