Di sinilah pangkal masalahnya.
Akibat kebijakan itu, penyerang muda sulit mendapatkan jam terbang.
Klub lebih senang merekrut striker asing.
"Klub merekrut 2 penyerang, 1 gelandang, 1 bek, selesai semua. Kemungkinan untuk pemain muda bermain di striker semakin sulit situasinya," imbuhnya.
BACA JUGA:Bertekad Ukir 3 Sejarah Gila Bersama Timnas Indonesia, Shin Tae-yong Akan Dibantu 4 Pemain Ini
Bepe mengatakan, aturan itulah yang menyebabkan Timnas Indonesia kini kekurangan striker haus gol.
"Masalah kebijakan lima orang pemain asing, bagi gue itu kesalahan," ujarnya.
Tahun 2009, Bepe mengkritik kebijakan tersebut.
Namun, salah seorang anggota PSSI kala itu berdalih bahwa kebijakan 5 pemain asing semata-mata untuk meningkatkan kualitas Liga.
BACA JUGA:Shin Tae-yong Cari Solusi di Lini Depan, Siapa Striker Baru Timnas Indonesia?
Bepe tidak sependapat.
Ia berkeyakinan aturan ini akan berefek pada Timnas Indonesia di masa depan.
"Padahal sebenarnya menurut gue, bagaimana masa depan Timnas nanti," lanjutnya.
Pernyataan sang legenda Timnas Indonesia terbukti.
Lihatlah betapa menderitanya Shin Tae-yong karena kesulitan mencari striker haus gol.
Ia sampai mendesak PSSI agar menaturalisasi pemain keturunan berposisi striker, yang masuk kategori grade A. *