Sementara itu menurut Ketua PWI Sumsel Firdaus Komar, Apriyadi yang dikenal sebagai birokrat selain mampu melaksanakan tupoksi sesuai dengan tugas dan wewenangnya, tentu sebagai birokrat karena kecerdasannya, setiap item pekerjaan yang menjadi tugasnya dapat dicapai dengan standar dan indikator yang ditetapkan.
Menurut Firdaus Komar, buku ini memotret sosok Apriyadi, tentu saja selain faktor kepemimpinan juga faktor kuatnya kemampuan komunikasi tanpa jarak dengan rakyat sehingga memperlihatkan sosoknya sebagai seorang penjabat bupati yang pantas mendapat amanah memimpin pembangunan Musi Banyuasin ke depan.
“Buku ini layak dibaca siapa pun, karena memuat potret kiprah Apriyadi dan pembangunan Kabupaten Muba dalam aksara dan diksi dengan gaya penulisan komunikatif, memadukan fakta dan analisa yang kaya referensi ilmiah,” ujar Firdaus wartawan senior yang juga penerima PCNO ini.
Tentang penulisanya, menurut Ketua PWI Sumsel, Maspril Aries adalah wartawan dengan kualiifikasi utama yang tidak produktif menulis dan menerbitkan buku.
BACA JUGA:New Kawasaki Ninja ZX 6R versi 2024 Resmi Meluncur, Harganya Gak Nyangka?
“Kalau tidak salah ini merupakan bukunya yang ketiga belas,” ujarnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Muba Herryandi Sinulingga saat bersama Maspril Aries menyerahkan buku kepada Pj Bupati Muba menjelaskan, buku berjudul ‘Apriyadi dari Kepala Desa ke Kursi Pj Bupati Muba’ akan didisitribusikan bersamaan dengan HUT Kabupaten Muba.
Herryandi Sinulingga juga menyampaikan apresiasi untuk penulisnya, wartawan senior Maspril Aries, yang telah berkontribusi dengan berbagai karya jurnalistik menulis tentang Apriyadi dan pembangunan di Kabupaten Muba dengan berbagai dinamika.
“Melalui buku ini terdokumentasikan berbagai kiprah Pj Bupati Apriyadi dan pembangunan Muba.
BACA JUGA:8 Desa Wisata Terindah di Jawa Barat, Cocok Banget Buat Healing
Buku ini juga tampil dengan kualitas cetak yang bagus dan menarik.
Cover buku ini berbeda dengan buku-buku pada umumnya.
Cover, isi dan kualitas cetak menjadi bukti bahwa ini bukan buku ‘kaleng-kaleng.’
Penulisnya sudah menulis dan menerbitkan lebih dari 10 buku,” katanya. *