Dengan rasa gemetar, Ukasyah pun mengatakan bahwa Rasulullah pernah tidak sengaja memukul dadanya dengan cambuk ketika ingin memukul kuda yang terjadi pada perang Uhud.
“Demi kedua orang tuaku, jika engkau tidak meminta hal itu hingga tiga kali, pasti aku akan terus diam,” kata Ukasyah.
“Namun, sebenarnya aku pun tidak tahu, apakah kejadian itu disengaja atau engkau memang ingin mencambuk kuda,” sambungnya.
Mendengar hal itu, lantas Rasulullah SAW meminta ampun kepada Allah SWT atas kezalimannya yang tidak disengaja itu kepada Ukasyah.
BACA JUGA:5 Kampus dengan Jurusan Bahasa Korea Terbaik di Indonesia, Ada di Kampus QS WUR 2024?
Lalu, beliau mengamanahkan Bilal ke tempat Fatimah untuk mengambilkan cambuk.
Di sana, Bilal menceritakan hal itu kepada Fatimah, putri Rasulullah, sehingga membuat Fatima khawatir dan menyerahkan cambuk kepada Bilal.
Sementara itu, para sahabat pun memandang penuh tanya ke arah Rasulullah SAW, termasuk Abu Bakar yang tidak terima jika Rasulullah dicambuk.
Mereka bergantian berdiri, bahkan cucu Rasulullah Hasan dan Husein juga meminta Ukasyah tidak mencambuk Rasulullah SAW dan sial menggantikan badan mereka sebagai pengganti qisas sang kakek.
BACA JUGA:3 Jurusan Sosiologi di Kampus Terbaik Indonesia versi QS WUR 2023, Ada Kampusmu di Sini?
Namun, Rasulullah SAW menolak dan berkata kepada Ukasyah, “Wahai Ukasyah, silakan cambuklah aku.”
“Wahai Rasulullah, ketika engkau mencambukku waktu itu, perutku dalam keadaan tanpa kain,” ucap Ukasyah.
Maka atas perkataan Ukasyah, Rasulullah SAW membuka pakaiannya sehingga memperlihatkan perutnya.
Hal itu mengundang histeris dari para sahabat dan kaum muslim yang menyaksikan.
BACA JUGA:12 Jurusan Kuliah untuk Pecinta Geografi di Kampus Terbaik Indonesia Versi QS WUR 2024!
Namun, tak disangka, setelah suasana menegangkan itu, Ukasyah justru memeluk Rasulullah SAW dengan rasa cintanya kepada Allah SWT dan ingin menunjukkan bahwa rasa cinta ini merupakan rasa persahabatan.