Buaya yang merupakan buah hati suami istri tersebut terkenal paling kuat dan jagoan diantara buaya-buaya lain yang ada di sungai tersebut.
Sehingga, daerah yang tadinya belum memiliki nama menjadi terkenal, sejak buaya tersebut sering menjadi pemenang.
Andai terjadi keributan antaran buaya di sungai tersebut, sehingga sungai itu dinamakan dengan sungai Kenten.
Daerah sepasang suami intri itupun kini dikenal dengan nama Talang Keramat, karena dihuni oleh seekor buaya dari keturunan manusia, yang dianggap keramat oleh orang-orang yang mengetahui historis keturunan buaya tersebut.
BACA JUGA:Kawasaki Luncurkan Motor Sport Kelas Menengah, Wajahnya Klimis Tapi Tetap Garang
Buaya ini juga kadang-kadang dapat berubah wujud menjadi manusia dan dikenal dengan nama Raden Matta Muhammad Tah atau Ali Akbar.
Buaya yang memiliki ukuran sangat besar dari buaya umumnya ini suatu hari berjemur di daerah Tanjung Laga, buaya (Raden Matta Muhammad Tah) ini ditembak Belanda.
tembakan tersebut tidak dapat dielakan oleh buaya tersebut sehingga akhirnya buaya terluka parah.
Dalam keadaan luka parah, Buaya tersebut pulang ke rumah orang tuanya dengan terseok-seok.
BACA JUGA:Coba Buat Yuk! 5 Resep Kue dari Tepung Beras, Mudah dan Rasanya Endul Parah
Daerah cekukan yang dilewatinya konon menjadi sungai (daerah yang ada airnya) di daerah Talang Keramat.
Buaya tersebut pulang hendak menemui ibunya yang begitu menyayanginya.
Dengan penuh kasih sayang, buaya tersebut diobati dan dirawat oleh sang ibu, karena luka yang diderita cukup parah, akhirnya sang buaya itu mati.
Ketika buaya tersebut mati, terlihatlah wujud asli buaya yang berubah menjadi manusia.
BACA JUGA:Dari Mumbai Hingga Dubai, Inilah 10 Kota yang Sering Dikira Ibu Kota Negara Padahal Bukan!
Akhirnya ia dikuburkan di daerah dekat tempat tinggalnya di Talang Keramat.