Namun ia berimajinasi memiliki sebuah rumah, dan ia mendisain sendiri rumah impiannya dan akhirnya itu bisa tercapai.
“Mungkin imajinasi yang saya visualisasi itulah, yang membuat saya akhirnya bisa membeli sebuah rumah yang menjadi impian saya.
Bahkan saat sebelum saya jadi PNS, saat saya masih kuliah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN),” ungkapnya.
Itulah kekuatan imajinasi yang dimiliki manusia.
BACA JUGA:Cek Syarat Mengajukan Pinjaman KUR BRI untuk UMKM Mulai Rp25 Juta hingga Rp500 Juta
Namun imajinasi kita terhadap apa yang kita inginkan di masa depan, kita wujudkan hari demi hari.
Langkah demi langkah, meski langkah tersebut bagi orang lain, merupakan langkah yang kecil, namun tidak kita sadari, langkah kecil yang kita lakukan terus menerus, akan menuju apa yang kita imajinasikan.
Oleh karenanya, pergunakanlah karunia Allah SWT berupa imajinasi itu untuk hal-hal positif, karena hanya manusia yang punya imajinasi.
Dalam hidup tidak ada yang tidak mungkin.
BACA JUGA:5 Kampus Terbaik di Surabaya, Bisa Tebak UNAIR Nomor Berapa?
Berimajinasi itu gratis dan tidak ada istilah kita akan miskin selamanya, atau kita menjadi tukang becak selamanya, misalnya, dan tidak ada istilah kemiskinan itu menurun dari orangtua.
Helmi mencontohkan orangtuanya yang seorang pedagang kaki lima, dan dia menggunakan imajinasinya untuk menjadi orang berada yang memiliki rumah besar.
“Jadi tidak cukup dengan mimpi saja, tapi harus dibarengi dengan kerja keras, harus punya pribadi yang baik, dan pelan-pelan kita melangkah menuju cita-cita yang kita impikan.
Insya Allah kalau kita punya visualiasi dengan tindakan-tindakan atau prilaku yang mendukung, Insya Allah akan bisa mencapai imajinasi yang kita impikan,” ucapnya. *