LUBUKLINGGAU, PALPRES.COM- Dikisahkan Raja Harun Al-Rasyid baru saja membaca kitab tentang kehebatan Raja Sulaiman yang mampu memerintahkan, para jin memindahkan singgasana Ratu Bilqis di dekat istananya, dia merasa tertarik, hatinya mulai tergelitik untuk melakukan an hal yang sama, mendadak beliau ingin istananya dipindahkan ke atas gunung agar bisa lebih leluasa menikmati pemandangan di sekitar.
Dan bukankah hal itu tidak mustahil bisa dilakukan karena ada Abu Nawas yang amat cerdik di negerinya, tanpa membuang waktu Abu Nawas segera dipanggil untuk menghadap Baginda Raja Harun Al Rasyid. Setelah Abu Nawas dihadapkan, raja pun berkata kepada Abu Nawas.
“Abu Nawas engkau harus memindahkan istanaku ke atas gunung agar aku lebih leluasa melihat negeriku?” kata Baginda sambil melirik reaksi Abu Nawas.
Abu Nawas tidak langsung menjawab, ia berpikir sejenak hingga keningnya berkerut. Tidak mungkin menolak perintah Baginda kecuali kalau memang ingin dihukum, akhirnya Abu Nawas terpaksa menyanggupi proyek raksasa itu, ada satu lagi, permintaan dati Baginda, pekerjaan itu harus diselesaikan hanya dalam waktu sebutan.
BACA JUGA:Sehari Pasca Dilantik, Pj Wali Kota Lubuklinggau H Trisko Defriyansa Langsung Tancap Gas
Abu Nawas pulang dengan hati gundah, setiap malam ia hanya berteman dengan rembulan dan bintang-bintang, di mana hari-hari ditewatinya dengan kegundahan, tak ada hari yang lebih berat dalam hidup Abu Nawas kecuali hari-hari ini, tetapi pada hari kesembilan ia tidak lagi merasa gundah gulana.
Keesokan harinya Abu Nawas menuju istana, ia menghadap Baginda untuk membahas pemindahan istana Dengan senang hati Baginda akan mendengarkan, apa yang diinginkan Abu Nawas.
“Ampun Tuanku, hamba datang ke sini hanya untuk mengajukan usul untuk memperlancar pekerjaan hamba nanti,” kata Abu Nawas.
Apa usul itu?” tanya Baginda, hamba akan memindahkan istana paduka yang mulia tepat pada Hari Raya Idul Qurban yang kebetulan hanya kurang dua puluh hari lagi,” kata Abu Nawas.
BACA JUGA:Bagaimana Mencari Jodoh menurut Nabi Muhammad? Ini Penjelasan Habib Ja’far
“Kalau hanya itu usulmu, baiklah,” kata Baginda, "Satu lagi Baginda, ”Abu Nawas menambahkan, "Apa lagi?” tanya Baginda, “Hamba mohon Baginda menyembelih sepuluh ekor sapi yang gemuk untuk dibagikan langsung kepada para fakir miskin.” kata Abu Nawas, “Usulmu kuterima,” kata Baginda menyetujui.
Abu Nawas pulang dengan perasaan riang gembira, kini tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan, toh nanti bila waktunya sudah tiba, ia pasti akan dengan mudah memindahkan istana Baginda Raja, jangankan hanya memindahkan ke puncak gunung, ke dasar samudera pun Abu Nawas sanggup.
Desas-desus mulai tersebar ke seluruh pelosok negeri, hampir semua orang harap-harap cemas, tetapi sebagian besar rakyat merasa yakin atas kemampuan Abu Nawas, karena selama ini Abu Nawas belum pemah gagal melaksanakan tugas-tugas aneh yang dibebankan di atas pundaknya, tapi ada beberapa orang yang meragukan keberhasilan Abu Nawas kali ini.
Saat-saat yang dinanti-nantikan tiba. Rakyat berbondongbondong menuju lapangan untuk melakukan shalat Hari Raya Idul Adha. Dan seusai shalat, sepuluh sapi sumbangan Baginda Raja disembelih lalu dimasak kemudian segera dibagikan kepada fakir miskin. Kini giliran Abu Nawas yang harus melaksanakan tugas berat itu.
BACA JUGA:Ini 5 Rekomendasi Motor Kawasaki, Tangguh di Segala Medan, Buktikan Sendiri!