PALEMBANG, PALPRES.COM - Mengurus mayat orang yang sudah meninggal merupakan kewajiban bagi semua anggota keluarga, seperti halnya Ngaben di Bali yang membakar mayat atau kremasi.
Namun ternyata bukan hanya masyarakat Hindu Bali yang membakar jasad, suku di Indonesia yang notabene bukan beragama Hindu melakukan hal serupa, yaitu suku Lani di pegunungan Papua.
Papua merupakan sebuah provinsi yang kaya akan keanekaragaman suku dan budaya, menyimpan tradisi unik dan menarik pula untuk ditelusuri.
Dalam tradisi ini, mayat yang telah meninggal akan diletakkan di atas tumpukan kayu dan kemudian dibakar.
BACA JUGA:Pilih Indonesia atau Italia, Ini Jawaban Berkelas Calon Kiper Timnas Indonesia
BACA JUGA:Bisa Makan Sambil Main Game, Tempat Makan Paling Rekomendasi di Palembang
Proses ini dianggap sebagai upacara sakral untuk mengantarkan roh ke kehidupan setelah kematian.
Namun tradisi bakar mayat suku Lani memiliki perbedaan dengan tradisi di Bali.
Di Bali, tradisi ini dilakukan secara terbuka dan menjadi bagian dari upacara kematian yang dikenal sebagai Ngaben.
Sedangkan di suku Lani, tradisi ini dilakukan secara tertutup dan hanya melibatkan anggota keluarga terdekat saja.
BACA JUGA:Timnas Indonesia Butuh Striker Haus Gol, Pemain Keturunan Maroko Ini Bisa Jadi Pilihan Shin Tae-yong
BACA JUGA:10 Jurusan Kuliah Paling Murah di Kampus Terbaik Indonesia, Biayanya Mulai Rp500 Ribu
Proses pembakaran mayat suku Lani dimulai dengan persiapan yang cermat oleh keluarga yang ditinggalkan.
Pertama, mayat yang telah disiapkan akan diletakkan di atas tumpukan kayu yang diatur dengan rapi.
Tumpukan kayu tersebut kemudian dinyalakan untuk memulai proses pembakaran.