LUBUKLINGGAU, PALPRES.COM- Yongtai dikenal sebagai Kota penyu yang memperoleh julukan tersebut karena bentuk arsitekturnya yang serupa dengan penyu ketika dilihat dari udara, gerbang yang berdiri di bagian selatan tampak seperti kepala penyu dan berbentuk oval sehingga keseluruhan kota ini memiliki kemiripan yang luar biasa dengan cangkang penyu.
Namun sebetulnya dibalik julukannya yang unik, Yongtai merupakan kota kuno yang berusia 400 tahun, kota ini didirikan pada tahun 1602 selama masa Dinasti Ming yang memerintah antara tahun 1368 hingga 1644 untuk melindungi dari invasi dan serangan dari kelompok nomaden di utara.
selama masa kejayaannya kota ini menjadi hunian bagi sekitar 2000 prajurit Infanteri dan sekitar 500 unit kavaleri, dengan bentuk yang tampaknya memang sengaja dibuat serupa dengan penyu secara historis yongtai adalah Kota Benteng dengan struktur pertahanan yang sangat kuat yang dengan demikian kota ini sangat sulit untuk ditembus oleh musuh.
Yong tai terletak di gurun Gobi Kabupaten Jitai Provinsi Gansu Cina barat laut, awalnya kota ini dikelilingi oleh parit yang penuh dengan air di bagian luar dengan lebar 6 meter dan kedalaman sekitar 2 meter, parit ini disokong oleh tembok tangguh setinggi 12 meter yang mengelilingi seluruh area kota dengan panjang 1,7 km dan ditambah dengan 12 benteng pertahanan dan 4 menara gerbang.
Rancangan ini membentuk Kota benteng yang sangat kuat sehingga sangat sulit untuk ditembus oleh musuh, tetapi seiring waktu parit yang mengitari Kota Yongtai telah mengering Kendati demikian rumah-rumah kuno yang terletak di dalamnya masih terjaga dengan baik dan menawarkan wawasan yang menakjubkan tentang sejarah cina
Uniknya hampir semua konstruksi di kota ini dibuat menggunakan tanah liat yang diolah dengan baik untuk membentuk struktur yang stabil.
Pada tahun ke-26 Dinasti Ming, seorang jenderal bernama Liwen diperintahkan untuk memimpin pasukan melawan para pemimpin suku Tartar seperti Pintu dan Ajitu, setelah pertempuran selama beberapa dekade antara kedua belah pihak, Liwen berhasil mengalahkan pemimpin suku Tartar dan memulihkan songsan besar dan kecil.
Selanjutnya menjadi gubernur 3 sisi, sang Jendral kemudian pergi ke istana kekaisaran dan menuntut pembangunan kota yongtai di sungai Yongtai, saat itu Yongtai yang penuh dengan musim semi dan empat musim menjadi tonggak yang sangat penting bagi kinghi, Hitau dan Tibet untuk pertama kalinya dan mulai memiliki banyak arti penting untuk pembangunan politik militer diplomatik dan komersial.
BACA JUGA:Sejarah Orang Jawa Pindah ke Negara Suriname, 15 Persen Penduduk Keturunan Jawa
Pada tahun 1953 negara itu memulai pembangunan segala besar dan kemudian menghancurkan tempat yang lama dan mendirikan tempat-tempat baru.
Pada masa Dinasti King yang memerintah antara tahun 1644 hingga 1911 kepentingan militer mulai berkurang, hal ini berakibat pada penurunan populasi secara bertahap sehingga menjadikan Yongtai sebagai kota kecil yang sangat sunyi, di sisi lain ekologi di sekitar kota Yongtai yang telah memburuk secara serius dalam beberapa dekade terakhir dengan kelangkaan air, penggurunan, salinasi tanah dan penurunan tajam dalam tutupan hutan.
Lingkungan yang memburuk memaksa penduduk kota untuk pindah ke kota lain, karena itu populasi kota ini telah menurun dari sekitar 1500 pada tahun 1950-an menjadi kurang dari 400 orang. (frs)