Hal itu dilantarbelakangi oleh pribadinya yang moralis.
BACA JUGA:Pemiilik Kartu KIS PBI Bisa Dapat Bansos PKH Rp600.000, Cek Persyaratannya Ya
BACA JUGA:Alhamdulillah, Kemensos Bagikan BLT Rp1.500.000 Jelang Akhir Tahun, Ini Cara Dapatnya!
Persoalan moral ini ia bicarakan dalam tiga bukunya: Tartib as-Sa`aadah, Tahziib al-Akhlaq, dan Jawadan Khirad.
Dari karya-karyanya tersebut Ibnu Miskawaih menyamakan pembawaan ruh dengan kebajikan-kebajikan yang mempunyai tiga macam pembawaan, yakni rasionalitas, keberanian, dan hasrat.
Di samping itu ruh juga mempunyai tiga kebajikan yang saling berkaitan, yaitu kebijaksanaan, keberanian, dan kesederhanaan.
Sehubungan dengan fitrah manusia, Ibnu Miskawaih mengatakan bahwa keberadaan manusia tergantung pada kehendak Tuhan.
BACA JUGA:Cairkan Bantuan Rp750.000 dari KIS PBI Bulan Oktober 2023, Cek Caranya di Sini
BACA JUGA:CATAT! Ini Jadwal Pencairan BLT PKH dan BPNT Rp2.400.000 Oktober 2023
Akan tetapi baik-buruknya manusia tergantung dari kemauan dari manusia itu sendiri.
Dalam pandangannya, manusia mempunyai tiga macam pembawaan: akal (yang tertinggi), nafsu (yang terendah), dan keberanian (diantara kedua lainnya).
Sedangkan terkait etika, Ibnu Miskawaih berpandangan bahwa kebaikan tergantung pada segala yang menjadi tujuan, dan apa yang berguna untuk mencapai tujuan tersebut adalah hal yang baik. Kebaikan atau kebahagiaan adalah sesuatu yang relatif dan dapat juga dicapai di dunia.
Dalam kajiannya Ibnu Miskawaih menjelaskan bahwa jiwa bukan tubuh, bukan bagian dari tubuh, bukan pula keadaan dalam tubuh, tetapi sesuatu yang lain dengan tubuh, baik dari segi substansinya, penilaiannya, sifat-sifat serta tingkah lakunya.
BACA JUGA:Misterius dan Pendiam, Ini 5 Karakter Unik Orang yang Memiliki Cinta pada Warna Hitam
BACA JUGA:5 Letusan Gunung Berapi Terbesar Sepanjang Sejarah Indonesia, Letusan Gunung Dempo Termasuk?
Miskawaih juga menjelaskan bahwa penyakit-penyakit dari sifat-sifat makhluk Tuhan terbagi menjadi dua macam, yakni sebagai hasil dari perbuatan dan akhlak buruk yang memang bersumber dari nafsunya yang tercela.