Atap rumah gadang yang menyerupai tanduk kerbau ini cukup kerap dihubungkan dengan tambo alami dan Kabau.
Dimana tambo tersebut menceritakan tentang kemenangan suku Minangkabau dalam adu kerbau.
Adu kerbau tersebut diadakan sebagai sebuah bentuk kecerdikan masyarakat Minangkabau dalam menghindari peperangan atau bentrok secara fisik.
Atap rumah gadang ini memiliki makna sebagai sebuah simbol bentuk penghormatan terhadap kerbau yang telah membantu masyarakat Minangkabau dalam memenangkan pertandingan adu kerbau.
BACA JUGA:5 Kota Paling Ramai di Sumatera Barat, Padang Hanya Nomor 3, Lalu Juaranya Siapa?
BACA JUGA:5 Kota Teramai di Sumatera Barat, Gak Nyangka Kota Padang Bukan Juaranya, Tapi Daerah ini
Selain itu atap goncong yang berbentuk seperti tanduk kerbau ini juga memiliki makna sebagai bentuk kemakmuran dikarenakan kerbau pada saat itu sering digunakan masyarakat Minangkabau dalam membajak sawahnya untuk membantu kelangsungan hidup mereka.
3. Bahan-bahan Rumah Gadang rumah adat gadang merupakan Rumah Gadang yang dibangun dengan menggunakan pohon Juha.
Pohon Juha merupakan pohon yang kuat dan sangat kokoh hal tersebut karena menyusuaikan dengan lingkungan alam Sumatera Barat yang dikenal dengan wilayah rawan akan gempa.
Rumah gadang ini pun dibuat dengan menggunakan ijuk dan melengkung dan juga runcing ke atas untuk motif dari rumah adat ini berbentuk seperti daun, bunga, buah-buahan dan juga ada tumbuh-tumbuhan.
Ukiran tersebut akan disesuaikan dengan adat yang berlaku pada daerah tersebut.
4. Jumlah kamar pada setiap rumah adat pasti akan mempunyai ketentuan tersendiri untuk membangunnya begitu pula dengan Rumah Gadang yang dipergunakan sebagai tempat tinggal juga mempunyai ketentuan dalam menentukan jumlah kamarnya.
Jumlah kamar dari rumah adat rumah gadang bergantung pada jumlah perempuan yang tinggal dalam rumah tersebut tetapi biasanya akan tetap ada satu kamar tambahan pada bagian belakang rumah.
Kamar tambahan tersebut biasanya dikhususkan untuk para orang tua sudah berusia dan juga anak gadis.