Ada banyak penjual di pasar itu.
Tidak hanya pedagang makanan, tapi juga penjual sayur dan buah.
Selain jajanan, sayuran, buah-buahan dan rempah-rempah lainnya, di pasar ini juga terdapat pasar hewan yang menjual kambing.
Menginjak pukul 09.30 waktu setempat, pasar mulai sepi.
Ibu-ibu yang telah berbelanja keperluan dapur bersiap untuk pulang.
Mereka akan menumpangi kendaraan yang arahnya menuju desa mereka.
Karena tidak ada kendaraan yang lalu lalang seperti di perkotaan, mereka harus menunggu mobil tersebut penuh untuk bisa meninggalkan pasar tersebut.
Bahkan, mereka ada yang menggunakan mobil muatan atau truk yang kosong jika tidak mendapat tumpangan kendaraan umum.
Di Ponorogo, Pasar Banu ini merupakan pasar yang terbesar di Ngrayun.
Hanya saja, pasar tradisional ini tidak buka setiap hari, seperti pasar-pasar pada umumnya.
Mereka hanya akan membuka pasar pada hari wage saja.
Sayangnya, pemerintah setempat masih kurang perhatian dalam hal akses jalan di pasar ini.
Jalan di pasar ini banyak yang rusak.
Para pedangan dan pengunjung pasar tersebut berharap ada perbaikan jalan agar mereka lebih mudah berbelanja di pasar tersebut. *