Di sekitar aliran sungai yang menjadi sumber aktivitas keseharian masyarakat, kami menemukan petunjuk lain tentang kehidupan masa lalu.
Batuan kerikil dan krakal yang tersebar di tepian sungai mengungkapkan jejak teknologis prasejarah berupa alat-alat massif dan serpih dari batuan jasper kuning dan batuan fosil kayu.
Dalam temuan tersebut, salah satu alat massif bahkan bisa diidentifikasi sebagai tipe kapak penetak.
Batuan krakal yang banyak dijumpai di sungai tersebut juga dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pondasi dan pengeras jalan di sekitar rumah-rumah mereka.
Selain peninggalan fisik, Kampung Lingge juga memiliki harta berharga dalam bentuk naskah kuno, yaitu kitab Alqur’an.
BACA JUGA:Mengulik Sejarah Pasar Cinde, Pasar Tertua di Palembang yang Berakhir Plot Twist
Kitab suci ini disimpan oleh salah satu penduduk yang merupakan pionir penyebar agama Islam di kampung Lingge.
Namun, kondisi naskah sangat memprihatinkan, dengan kerusakan parah akibat serangan serangga.
Lubang dan sobekan melintasi setiap lembar kertas naskah tersebut, membuat sebagian besar isi naskah sulit terbaca.
Untuk melindungi dan memelihara warisan berharga ini, tim telah memberikan saran kepada pemilik naskah untuk menyerahkannya kepada instansi museum di Palembang.
BACA JUGA:Sejarah Orang Jawa Pindah ke Negara Suriname, 15 Persen Penduduk Keturunan Jawa
BACA JUGA:Pesona Batu Akik Ungu: Permata Langka dengan Khasiat Mistis
Langkah ini diharapkan dapat memastikan bahwa naskah kuno ini tetap tersedia untuk generasi mendatang meskipun menghadapi tantangan waktu dan kerusakan.