JAKARTA, PALPRES.COM - Banyak istilah Bahasa Inggris yang sudah akrab di telinga orang Indonesia, dua diantaranya adalah weekday dan weekend.
Ustad Habib Husein Ja’far Al Hadar atau akrab disapa Habib Ja'far melalui chanel Jeda Nulis di YouTube menyebutkan bahwa weekday, adalah hari-hari dimana setiap orang bekerja yaitu Senin sampai Jumat.
Sedangkan weekend merupakan hari-hari yang umumnya orang berlibur dari pekerjaannya.
Mereka bisa libur kemana saja, bahkan di rumah pun mereka bisa berlibur atau justru pergi ke tempat wisata yaitu hari Sabtu dan Minggu.
BACA JUGA:Bansos PKH dan BPNT Alokasi September-Oktober 2023 Sudah Dimulai, Cek Status Anda Sekarang
BACA JUGA:MPV Ini Bisa Jadi Pilihanmu, Irit BBM dan Cocok untuk Keluarga Besar
Menurut Habib Ja’far, ini adalah suatu budaya yang identik dengan revolusi industri pada abad 18 dan 19, di mana banyak buruh yang kemudian menyebabkan mereka lima hari bekerja dan dua hari berlibur.
Hal itu disebakan pabrik-pabrik tumbuh begitu pesat di era revolusi Industri, baik di Inggris maupun Prancis, kemudian mempengaruhi seluruh dunia.
Kemudian, apa masalahnya pada tradisi weekend dan weekday ini?
Masalahnya adalah ketika libur kita mikirin kerja dan ketika kerja kita berharap libur.
BACA JUGA: BLT BPNT dan PKH Cair ke KPM 81 Daerah Ini, Kamu Juga Termasuk?
BACA JUGA:Mobil Keluarga Sejuta Umat Ini Favorit di Indonesia, Teknologinya Terkini, Harganya Pun Bersaing
Atau ketika orang libur terus lantaran misalnya menganggur atau dalam waktu yang lama mereka harus libur lantaran cuti dan lain sebagainya, maka mereka rindu kerja.
Sebaliknya ketika kerja terus lantaran lembur atau ada proyek, mereka malah rindu libur.
Ini anomali-anomali yang sering terjadi pada manusia modern, khususnya setelah revolusi industri.