LUBUKLINGGAU, PALPRES.COM- Bagi para pecinta penghobi dan kolektor batu akik nusantara Indonesia masih dalam pembahasan seputar batu akik nusantara yaitu Batu Pirus Persia.
Batu pirus tidak dimakan zaman, batu virus telah memiliki legenda dan sejarah panjang di peradaban manusia, sehingga wajar sampai saat ini masih diburu oleh kolektor batu akik.
Pirus bernama lain turquoise atau Fairuz dalam bahasa Arab Ibrani atau feroz dalam bahasa Persia.
Batu Pirus merupakan campuran fosfat tembaga, aluminium, besi, emas, chrisocolla, azurith dan malachit, dan ada juga yang menyebut sebagai campuran tanah kapur dan batu.
BACA JUGA:Mengungkap Khasiat Luar Biasa 5 Batu Akik, Lebih dari Sekadar Perhiasan
Batu Pirus atau turquoise memiliki corak bermacam-macam yang paling umum dijumpai adalah bermotif sarang laba-laba, kura-kura, totol-totol dan polos.
Warna dasar turquoise adalah biru seperti langit, biru muda kehijauan, hijau muda, hijau tua, merah kuning, dan pancawarna.
Batu Pirus panca warna merupakan salah satu batu pirus terbaik di dunia dan langka, karena kelengkapan mineralnya, berupa perpaduan komposisi mineral, emas, tembaga, besi, azurith, chrisocolla, malachit dan mineral tanah murni lainnya.
Batu virus atau turquoise merupakan batu hidup yang ditandai oleh perubahan pada warnanya, dan semakin membesarnya ukuran batu.
BACA JUGA:Guncang Dunia Perhiasan, 6 Batu Akik Misterius Ini Bakal Populer Tahun 2024
Dianjurkan menggunakan ikatan cincin perak atau bahan logam yang lembek agar tidak membuatnya pecah saat proses batu membesar.
Batu pirus menyerap logam mineral, air, udara, minyak dan wangi-wangian, dikarenakan batu ini berharga makanya banyak dipalsukan.
Bantu Pirus pada umumnya berwarna hijau kebiruan atau tosca, ada juga yang didominasi warna hijau, biru, merah, putih, coklat, kuning hitam dan panca warna.