JAKARTA, PALPRES.COM- PT Pertamina Hulu Rokan (Wilayah Kerja Rokan) berhasil meraih salah satu apresiasi penghargaan tertinggi di Indonesia terkait Human Capital Management System (HCMS) dengan kategori Top Human Capital Awards.
Selain itu, Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan, Chalid Said Salim juga terpilih menerima anugerah penghargaan sebagai The Most Committed Top Leader on Human Capital 2023.
Pertamina Hulu Rokan (PHR) dinilai telah memiliki dan mengimplementasikan Human Capital Management System(HCMS) dengan baik dalam mendukung tumbuhnya bisnis secara berkelanjutan.
Sehingga operasional WK Rokan dapat berjalan dengan sangat baik dari alih kelola pada tahun 2021 hingga saat ini.
BACA JUGA:Ukir Prestasi Gemilang, Pertamina Hulu Rokan Meraih Penghargaan International Oil and Gas 2023
BACA JUGA:Ada Temuan Migas Baru, SKK Migas Apresiasi Pertamina Hulu Rokan
Kedua kategori penghargaan yaitu Top Human Capital Awards dan The Most Committed Top Leader on Human Capital 2023 diterima oleh Irfan Zaenuri sebagai Executive Vice President (EVP) Business Support Pertamina Hulu Rokan di perhelatan Top Business Awards 2023.
“Kami sangat bersyukur menerima penghargaan ini untuk Sistem Pengelolaan Sumber Daya Manusia kami.
Pengakuan ini merupakan bukti dari komitmen perusahaan untuk mendorong budaya keunggulan, inovasi, dan pengembangan karyawan,” ujar Irfan.
“Di Pertamina Hulu Rokan, kami menyadari bahwa aset terbesar kami adalah para pekerja, baik perwira maupun mitra kerja kami.
BACA JUGA:Peraih Beasiswa Penuh dari Pertamina Hulu Rokan, Ini Bukti Perempuan Juga Bisa STEM
BACA JUGA:PT Pertamina EP Kerjasama Dengan Borneo Orangutan Survival Foundation, Ini Tujuannya
PHR berkomitmen untuk terus mengedepankan nilai-nilai AKHLAK dalam menjaga budaya tempat kerja yang harmonis yang menghargai keragaman, inklusivitas, dan keterlibatan karyawan.
PHR juga mengimplementasikan respectful workplace dimana setiap pekerja saling menghormati, bebas dari diskriminasi, kekerasan dan pelecehan,” imbuhnya.
Seperti yang diketahui bahwa PHR telah mampu melewati proses transisi alih kelola, menciptakan cultural engagement yang meliputi penyesuaian proses bisnis