Terungkap, Orang Minangkabau Ternyata Nenek Moyang Wae Rebo NTT, Desa Tertinggi di Indonesia

Jumat 27-10-2023,14:40 WIB
Reporter : Zannuba Chavilla Andjari
Editor : Ella Sulistiana

Akhirnya Maro dan keluarganya sampai di suatu daerah bernama Golo Pando, yang kemudian menjadi Wae Rebo.

Setibanya disana, Empo Maro mendapatkan mimpi untuk memilih dan menetap di desa tersebut.

Ia memimpin suku Wae Rebo ke dataran tinggi Flores dan membangun desa tersebut sekitar 100 tahun yang lalu. 

Keturunannya masih eksis hingga saat ini, diketahui masyarakat suku Wae Rebo sekarang adalah keturunan generasi ke-18.

BACA JUGA:3 Tempat Makan Martabak Manis dengan Banyak Pilihan topping di Palembang, Nutella Kitkat Juga Ada!

“Neka hemong kuni agu kalo” adalah ungkapan Manggarai yang artinya “mari kita maju bersama dan saling membantu”.

Ungkapan ini menjadi nilai dalam norma kehidupan warga Wae Rebo, yang bermakna bahwa Waerebo tanah kelahiran, tanah pusaka, dan tanah tumpah darah yang tidak dapat dilupakan.

Kalimat tersebut mencerminkan kuatnya rasa kebersamaan dan gotong royong yang hadir di tengah masyarakat Wae Rebo.

Masyarakatnya sangat menghormati alam dan lingkungan. 

BACA JUGA:5 Studio Foto Terbaik di Palembang, Fotografer Berkelas dengan Kualitas Foto Patut Diacungi Jempol!

Serta menerapkan pengelolaan hutan lestari berdasarkan kearifan, nilai, norma, dan tradisi lokal.

Pelestarian kampung tradisional dan kebudayaan suku ini sangatlah dijaga oleh mereka.

Desa ini dihuni oleh 44 kepala keluarga saja dengan mata pencaharian utama yaitu pertanian, seperti kopi, cengkeh, dan umbi-umbian. 

Nama desa unik ini makin hari makin populer di telinga masyarakat tanah air. 

BACA JUGA:8 Wisata Sungai dengan Pemandangan Indah di Pulau Sumatera, Rasakan Sensasi Melepas Penat di Atas Perahu!

Dan menjadikannya destinasi wisata budaya populer di Kabupaten Manggarai.

Kategori :