2 Budaya di Empat Lawang Ini Menarik Lho, Apa Aja? Yuk Disimak

Kamis 02-11-2023,05:57 WIB
Reporter : Anita Silvia
Editor : Sulis Utomo

EMPAT LAWANG, PALPRES.COM - Budaya di Kabupaten Empat Lawang sangat menarik sekali untuk digali dan dibahas.

Empat Lawang memang dikenal kaya akan budaya, baik itu budaya benda maupun budaya tak benda.

Tak hanya itu, Empat Lawang juga kaya akan potensi wisata alam.

Dalam artikel kali ini akan membahas mengenai beberapa budaya yang ada di Empat Lawang, khususnya budaya benda dan budaya tak benda yang ada di Kecamatan Pendopo.

BACA JUGA:2 Budaya Benda dan Tak Benda di Empat Lawang, Banyak Keris Peninggalan Nenek Moyang Dahulu

BACA JUGA:Ini 3 Budaya Tak Benda di Kabupaten Empat Lawang, Ada yang Sudah Jarang Dilakukan

Berikut ini redaksi rangkum budaya yang ada di Kecamatan Pendopo, Kabupaten Empat Lawang:

1. Batu Megalit

Batu ini merupakan salah satu peninggalan sejarah.

Batu Megalit atau yang oleh masyarakat Desa Jarakan Kecamatan Pendopo Kabupaten Empat Lawang dinamai dengan Batu Kubah.

BACA JUGA:Canangkan BBGRM 2023, Bupati OKI Ajak Pelihara Budaya Gotong Royong

BACA JUGA:Jaga Kelestarian Budaya Sedekah Rame di Batu Urip, Ini yang Dilakukan Pemkot Lubuklinggau

Beberapa instansi terkait sudah berkunjung ke lokasi, salah satunya ialah dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Empat Lawang.

Untuk bisa sampai ke Batu Megalit dibutuhkan waktu sekitar satu jam menggunakan motor kemudian berjalan kaki selama kurang lebih 30 menit.

Setibanya di lokasi, Anda akan dibuat takjub dengan peninggalan sejarah yang ditemukan yakni berupa tiga buah batu besar yang mana di bagian tengahnya terdapat ukiran-ukiran unik dan bersejarah. Diduga kuat Batu Megalit tersebut ialah peninggalan dari zaman nenek moyang dahulu.

Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh pemuda di desa Jarakan mengatakan bahwa Batu Megalit itu sudah ada sejak zaman nenek moyang zaman dahulu kala.

BACA JUGA:Pecinta Batu Akik Sejati Tidak Terpengaruh Musim: Ini Tips Perkobakin Melestarikan Warisan Budaya Indonesia

BACA JUGA:Batu Akik dan Budaya Betawi, Saling Berkaitan dalam Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga

Di beberapa bagian terdapat ukiran gambar-gambar dan tulisan purbakala yang tak bisa dibaca oleh orang biasa. Kemungkinan yang bisa mengartikan ukiran-ukiran tersebut hanya orang yang ahli di bidangnya.

2. Dikir

Dikir salah satu bentuk kesenian Empat Lawang atau tradisi.

Dikir banyak dipengaruhi budaya Islam, dulu banyak budaya Islam masuk ke Empat Lawang, kemudian akulturasi dengan kebudayaan lokal.

BACA JUGA:Lestarikan Adat Istiadat dan Kebudayaan di Batu Urip Lubuklinggau, Ini Yang Dilakukan Dosen UNPARI dan HP2BB

BACA JUGA:Cocok untuk Pecinta Sejarah dan Budaya! Ini 6 Kampus yang Miliki Jurusan Arkeologi di Indonesia, Berminat?

Di daerah lain ada juga bentuk kesenian seperti Dikir, di Palembang misalnya: Melayu, Aceh, Kelantan juga ada, di Lintang mengalami proses kreasi yang memunculkan khas Empat Lawang, dengan bahasa dan dialegnya.

Kesenian Dikir ada dua bentuk, yang pertama Dikir ditampilkan di luar ruangan dengan bentuk Ngarak, menampilkan semacam gerakan Kuntaw atau silat biasanya ditampilkan jika di luar ruangan.

Kedua untuk di dalam ruangan tidak menggunakan Kuntaw atau silat hanya tarian saja.

Isi dari kesenian Dikir biasanya menyampaikan syair- syair Islam.

BACA JUGA:Wadah Silahturahmi Para Kolektor Batu Akik Nusantara, Perkobakin Fokus Pada Budaya dan Kearifan Lokal

BACA JUGA:Perpaduan Budaya dan Keindahan, Ini 3 Masjid Unik di Malang, Jawa Timur

Di Empat Lawang ada kreasi biasanya diiringi tetabuhan alat musik terbangan, dengan dimainkan 16 pasang terdiri dari 8 orang pemusik dan 8 orang tarian atau silat.

Berbeda dengan Jidur, Dikir saat ini mulai berkembang pesat di Empat Lawang. Hampir di seluruh desa melestarikan Dikir. Bersama dengan Batu Megalit, Dikir sudah didaftarkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Empat Lawang ke Dirjen Kemendikbud Republik Indonesia.*

Kategori :