PALEMBANG, PALPRES.COM - Mobil listrik terbang atau yang sering disebut sebagai flying car, adalah kendaraan yang memiliki kemampuan untuk terbang dan bergerak di atas permukaan tanah.
Dibandingkan dengan mobil konvensional, mobil terbang ini menggunakan sistem propulsi yang berbeda, yaitu menggunakan tenaga listrik sebagai sumber energinya.
Konsep mobil terbang listrik telah menjadi topik yang menarik dalam beberapa tahun terakhir, karena dianggap sebagai solusi masa depan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas dan transportasi perkotaan yang lebih efisien.
Mobil terbang listrik diharapkan dapat mengatasi batasan jalan raya yang padat dan memberikan aksesibilitas yang lebih baik, terutama di daerah dengan infrastruktur transportasi yang terbatas.
BACA JUGA:4 Bansos Cair Mulai Minggu Ini, Per KK Bisa Dapat Dana Bansos Dobel, Berikut Cara Pengajuannya!
BACA JUGA:KPM Bahagia Terima BLT Kemensos Cair 2 Bulan Sekaligus, Ada Juga Bonus Tambahan Senilai Rp400.000
Prinsip kerja mobil terbang listrik pada dasarnya mirip dengan mobil listrik konvensional.
Mobil ini menggunakan motor listrik untuk menggerakkan propeller atau rotor yang memberikan daya angkat, dan memungkinkan kendaraan untuk terbang.
Daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan motor dan propeller didapatkan dari baterai yang dibawa oleh mobil.
Baterai pada mobil terbang listrik ini sangat penting, karena kapasitas dan efisiensi baterai akan mempengaruhi jarak terbang dan durasi penerbangan kendaraan.
BACA JUGA:9 Bansos Ini Diperpanjang 2024, Pemilik NIK dan KK Bisa Dapat, Ini Persyaratannya!
BACA JUGA:INFO TERBARU, Bansos PKH dan BPNT Alokasi November-Desember Sudah Persiapan Pencairan di Bank Ini
Selain itu, mobil terbang listrik juga menggunakan teknologi pengendalian terbaru seperti sistem navigasi otomatis dan sensor pintar untuk memastikan penerbangan yang aman dan stabil.
Meskipun konsep mobil terbang listrik menarik, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi sebelum mobil tersebut dapat diimplementasikan secara massal.
Beberapa tantangan ini meliputi regulasi penerbangan yang kompleks, keamanan udara, infrastruktur charging listrik yang memadai, dan biaya produksi yang masih tinggi.