Dengan lantang ia berujar,” Demi Allah saya tidak mau menyentuh dan tidak ingin disentuh oleh orang-orang kafir sedikitpun,selama hayat masih dikandung badan.”
Inilah kalimatnya, inilah ucapannya dan Allah mendengarnya dan Allah perkenankan kata-kata ini.
Pertarungan tak seimbang itu pun tidak dapat dielakkan.
BACA JUGA:6 Makanan Asli Indonesia yang Dijual Mahal di Luar Negeri, Harganya Selangit!
BACA JUGA:5 Cara Membuat Masker Bengkoang yang Bisa Memutihkan Wajah, Bebas Noda Hitam, Ini Cara Pakainya
Dengan gagah berani Ashim terus melawan hingga busur panahnya habis. ia bertahan hingga tombaknya pun patah, dan akhirnya tidak tersisa senjata melainkan pedang di tangan lalu dia pun berdoa kembali.
“Ya Allah, aku menjaga agama-Mu dan berperang karena-Mu.
Maka lindungilah tulang dan dagingku, jangan biarkan seorang musuh pun dapat menjamahnya”.
Dari pertarungan itu hanya 3 orang yang tersisa dan ditahan kaum Quraisy, sedangkan Ashim bin Tsabit mati syahid.
BACA JUGA:Bercerita tentang Empat Lawang, Simak 2 Lagu dari Bumi Saling Keruani Sangi Kerawati Ini
BACA JUGA:Warung Makan di Puncak Jowin Tulungagung, Makanannya Unik, Apa Ya?
Kaum Quraisy di kota Makkah mengirim utusan kepada utusan kepada bani Hudzail agar menyerahkan mayat Ashim untuk dipenggal kepalanya.
Mereka mendapat uang yang banyak sebagai imbalan dari Sulafah yang ingin menjadikan batok kepala Ashim sebagai tempat minum khamr.
Namun ketika mereka menemui mayat Ashim dengan pedang terhunus, tiba-tiba ada ratusan lebah tiba-tiba mendengung-dengung di sekitar jenazah ‘Ashim.
Serangga-serangga itu menyengat, menggigit wajah, tangan, kaki dan bagian tubuh mereka dan mereka pun memutuskan untuk mundur.
BACA JUGA:7 Destinasi Wisata Malam di Palembang, Hiburannya Meriah Keindahannya Bikin Mata Susah Terpejam