Namun karena baru diumumkan jadi seolah itu mencerminkan potret pendidikan Indonesia saat ini.
BACA JUGA:Pemkab Mura Roadshow Literasi ke Desa, Ini Tujuannya
Anindito menegaskan hasil dari PISA 2022 tidak bisa dijadikan patokan gambaran kualitas pendidikan di Indonesia karena hasil PISA itu diambil ketika masa pandemi Covid-19.
Dijelaskan oleh Anindito, saat pandemi Covid-19 lalu dunia pendidikan Indonesia mengalami learning loss karena sekolah tutup selama hampir 2 tahun.
Menurut Anindito, kondisi dunia pendidikan di Indonesia dapat dilihat ketika hasil Asesmen Nasional (AN) yang dirilis pada awal tahun 2024 mendatang, bukan hasil PISA di tahun 2022 yang baru diumumkan di tahun 2023 ini.
Menanggapi hal tersebut, Anita Duta Literasi di Kabupaten Empat Lawang, Provinsi Sumatera Selatan berpendapat bahwa umumnya memang dunia pendidikan di Indonesia masih sangat harus diperhatikan.
BACA JUGA:Peduli Literasi di Empat Lawang, Pemuda Ini Lakukan Hal Berikut, Patut Dicontoh!
BACA JUGA:Pemkot Lubuklinggau Siap Ikuti Festival Literasi Nusantara 2023, Ini Persiapannya
Mulai dari sarana dan prasarana, kesesuaian proses mengajar dengan kondisi lingkungan, masih banyak PR untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Salah satu contoh saja, tak perlu jauh-jauh, masih banyak siswa yang tidak tahu arti dari kata literasi itu sendiri.
Apalagi di masa pandemi Covid-19 lalu dunia pendidikan Indonesia mengalami learning loss sehingga menyebabkan dunia pendidikan dunia menjadi kacau.
"Intinya masih banyak PR yang pemerintah harus kerjakan berkenaan dengan literasi di Indonesia," kata Anita.
BACA JUGA:Bangkitkan Minat Baca di Musi Rawas, Bupati Lantik Bapakdan Bunda Literasi
BACA JUGA:Seberapa Penting Literasi di Kalangan Pelajar? Ini Kata Penggiat di Kabupaten Empat Lawang
Selaku masyarakat Indonesia, Anita berharap setelah mengalami learning loss, kondisi pendidikan di Indonesia bisa menjadi lebih baik.