Namun, tahukah kamu, bahwa mendengarkan musik bisa mengubah mood seseorang? Mendengarkan musik yang pelan atau musik apapun yang kamu suka, bisa meningkatkan suasana hati menjadi lebih baik.
Mulai dari musik klasik, jazz, dangdut, campur sari, pop, rock, dan sebagainya.
Bahkan, banyak dari ibu hamil yang berencana mendengarkan musik Mozart secara rutin untuk membuat bayi dalam kandungannya terlahir lebih pintar dari bayi-bayi pada umumnya.
Lalu apa benar jika mendengarkan musik klasik dapat mencerdaskan dan membantu meningkatkan kinerja otak?
Hal ini bermula dari Albert Tomatis, seorang ilmuwan dan inovator yang pertama kali mengenali peran telinga dalam produksi suara.
Dia mengembangkan metode khusus untuk merangsang interkoneksi antara telinga dan sistem saraf.
Metode yang digagasnya terbukti mempengaruhi dan mengintegrasi aspek perkembangan dan perilaku manusia sedemikian rupa.
Bahkan muncul klaim yang menyatakan bahwa musik Mozart membantu penyembuhan pada tubuh yang mengalami gangguan pendengaran dan berbicara pada tahun 1950.
Musik khususnya genre klasik mampu merangsang dan meningkatkan konsentrasi.
Selain itu, musik klasik bisa meningkatkan kecerdasan otak terhadap materi yang diterima.
Melodi dan nada dalam musik klasik, seperti di Beethoven Fur Elise, diyakini mampu membantu siswa untuk belajar lebih lama dan mampu mempertahankan materi lebih lama.
Bahkan siswa yang mendengarkan musik dengan beat (ketukan) 60 hingga 70 per menit, berhasil mencapai skor ujian Matematika 12 persen lebih besar.
Namun ternyata, efek musik dalam mempengaruhi kinerja otak termasuk bikin lebih pintar, itu bukan karena ‘efek Mozart’ atau jenis musik klasik lainnya.
Melainkan lebih kepada kegairahan emosional.
Apapun yang membuat kita enjoy, maka akan membuat kita belajar lebih fokus dan menerima informasi lebih baik.
Jadi, bisa berlaku juga untuk untuk semua jenis musik yang membuat diri kita sendiri enjoy dan lebih relaks.