Namanya juga silat, tidak ada yang namanya enak ketika memasuki dunia persilatan.
Harus kotor, harus tahan banting, harus punya mental yang kuat, dan yang paling utama niatnya harus bulat agar bisa konsisten berlatih.
Pulang dengan kondisi seluruh tubuh penuh tanah, badan luka, perut sakit, lelah, sudah menjadi kebiasaan setiap kali Yoga latihan.
BACA JUGA:Tabarakallah, Tim Karate Polres Lubuklinggau Borong 16 Medali Emas di Tournamen Karate Internasional
BACA JUGA:1.300 Karateka Sumbagsel Ramaikan ‘Ratu Dewa Warrior Cup Open Karate Championship’
Itu hanya sebagian kecil saja cerita perjuangan Yoga dalam dunia persilatan.
Tentunya masih banyak cerita cerita yang memacu adrenalin lainnya.
Namun semua itu tak melunturkan niatnya untuk terus belajar silat.
Berkat dari kekonsistenannya itu, Yoga akhirnya bisa menjadi seorang Warga sejak ia SMA hingga sekarang.
BACA JUGA:Personel Ditintelkam Ikuti Bela Diri Karate Polri
Warga atau Pendekar SH Terate adalah orang yang sudah menjalani ujian dan pengesahan sehingga mendapatkan kewenangan untuk melatih orang yang belum menjalani ujian.
Ia tak lagi menjadi seorang murid melainkan sudah menjadi seorang pelatih.
Setiap dua minggu sekali siang dan malam Yoga mengajari murid-muridnya gerakan-gerakan silat yang dulunya pernah ia pelajari di PSHT.
Melihat murid-muridnya yang kotor-kotoran, muridnya yang semangat belajar silat, mengingatkan akan dirinya dulu.
BACA JUGA: Seribu Karateka Ikut Kejuaraan KKI Sumsel