Tidak hanya itu, orang tersebut telinganya tak terlalu tajam mendengar dan memiliki mata yang juga sudah rabun.
Ia hanya dapat bicara saja dan berdoa. Begini doanya, guys:
“Ya, Allah. Tunjukilah aku agar aku bisa memuji-Mu, hingga aku dapat menjalankan rasa syukurku atas nikmat-nikmat yang telah Engkau karuniakan kepadaku, dan Engkau sungguh telah melebihkan aku di atas kebanyakan makhluk yang telah Engkau ciptakan.”
Abdullah bin Muhammad pun penasaran dan menemui Abu Qilabah, lelaki tua tersebut.
BACA JUGA:KISAH SAHABAT NABI: Malik bin at Tayihan, Pemimpin Bani Asyhal yang Setia Mengawal Rasulullah
Abdullah bertanya kepadanya, mengapa berdoa seperti itu di tengah keadannya yang menyayat hati itu.
Ditanya seperti itu Abu Qilabah berujar, "Tidakkah kau lihat yang sudah diperbuat Tuhanku kepadaku?
Demi Allah, jikalau Ia mengirim petir kepadaku hingga membakar tubuhku, atau menggerakkan gunung-gunung untuk menindihku hingga meleburkan badanku, atau memerintahkan laut untuk menenggelamkan aku, atau memerintahkan bumi untuk melenyapkan tubuhku, oleh karena semua itulah, yang membuat aku senantiasa bersyukur kepada-Nya, karena Ia sudah kasih nikmat kepadaku berupa lisanku ini”.
Mendengar itu, Abdullah menjadi kagum kepadanya.
BACA JUGA:KISAH SAHABAT NABI: Malik bin at Tayihan, Pemimpin Bani Asyhal yang Setia Mengawal Rasulullah
Abu Qilabah pun meminta Abdullah untuk mencari anaknya, karena sudah tiga hari dia tak mendengar suaranya
Padahal anak tersebut yang selalu merawatk dan menjaganya.
Anak itu juga guys yang menuntunnya berwudhu saat waktu salat tiba, menyuapinya dengan sabar saat Abu Qilabah lapar, dan memberinya minum.
Abdullah pun dengan ikhlas mencari keberadaan anak tersebut.
BACA JUGA:KISAH SAHABAT NABI: Anas bin Nadhar, Kobarkan Semangat Juang Kaum Muslimin saat Perang Uhud
Ia berjalan digundukan pasir di sekitar daerah tersebut.