Kenapa harus dikerjakan secara rutin?
Karena pahala yang didapatkan oleh seorang hamba itu sesuai dengan rutinitasnya.
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda apabila seorang hamba sakit atau dia safar, maka akan dicatat untuknya amalan pahala, sebagaimana yang menjadi rutinitasnya ketika dia dalam kondisi sehat dan tidak sedang safar.
BACA JUGA:Red Baron: Batu Akik Pilihan untuk Scorpio, Miliki Khasiat Tak Terduga di Balik Pesonanya yang Indah
Sehingga kalau ada orang yang punya kebiasaan puasa tiap Senin dan Kamis, suatu ketika dia sakit, sehingga dia tidak berpuasa karena uzur, sehingga Allah SWT tetap memberikan pahala baginya.
Dia dapat puasa Senin dan Kamis walaupun dia tidak berpuasa, sebab dia punya kebiasaan itu.
Bagi mereka yang tidak punya kebiasaan, maka saat dia sakit, dia tidak berpuasa, dia tidak dapat catatan pahala, karena ketika sehat dia juga tidak berpuasa.
2. Ketika Sholat Rawatib Kita Rajin, Maka akan Dapat Pahalanya Ketika Tidak Dapat Melakukannya saat Safar
BACA JUGA:Tingkatkan Pesona! 3 Jenis Batu Akik Kekinian Ini Pas Dipakai Anak Muda
Jadi sunnahnya kita sedang dalam safar atau dalam perjalanan kita tidak dapat melakukan sholat Rawatib, hanya yang wajib saja.
Namun ketika kita bermukim kita punya kebiasaan rawatib, fardhu dzuhur kita rawatib, ashar kita rawatib, demikian pula magrib, isya, dan subuh.
Pada waktu kita safar, itu semuanya kita tinggalkan, kecuali qobliah subuh, maka Insya Allah pahala sholat rawatib tetap ada, walaupun kita tidak mengerjakannya.
Sebab kita tidak mengerjakan sholat rawatib ketika safar, karena ini sesuai sunnah.
BACA JUGA:Anggota DPR RI H Fauzi Amro Bantu Korban Musibah Banjir di Muratara