Seharusnya, dengan memperhatikan kemacetan yang kian parah di kawasan tersebut, DPRD Provinsi Jambi musti lebih gencar membahas masalah tersebut.
BACA JUGA:Redup 8 Tahun, Pemprov Jawa Barat Mulai Serius Garap Proyek LRT, Berapa Anggarannya?
Per 2020, jumlah kendaraan di Kota Jambi sudah mencapai 901.118 unit.
Artinya, pembangunan flyover tersebut tidak dapat dielakkan lagi.
Nurjanah, warga yang tinggal di Beliung, mengatakan sudah selayaknya ada perencanaan yang matang dari pemerintah mengenai titik kepadatan di jalur Simpang 4 Mayang.
Selain kepadatan kendaraan, parkir yang memakan badan jalan juga turut andil dalam ciptakan kemacetan di wilayah itu.
BACA JUGA:Dananya Rp1,5 Triliun, Inilah Proyek Moda Transportasi Baru di Bogor Jawa Barat, Kapan Realisasinya?
Hal yang tak jauh berbeda juga disampaikan oleh Feri, warga sekitar, yang tinggal di daerah 16.
Dirinya mengungkapkan, jika sudah akhir pekan (Sabtu - Minggu), dan Senin, di sekitaran Jamtos juga banyak parkir yang memakan badan jalan.
“Ada Pos Polisi, tapi petugasnya jarang di tempat," katanya.
Adapun beberapa alasan lain selain dana, terkait ditundanya realisasi pembangunan flyover ini diantaranya terdapat koreksi perencanaan dari Kementerian PUPR terhadap wacana pembangunan proyek ini yang belum diperbaiki.
Kemudian, terdapat 4 titik lokasi yang belum dapat diselesaikan.