Setelah dilakukan studi kelayakan (FS) oleh Colas Rail, Pemerintah Kota Bogor juga telah berkomunikasi dengan PT KAI dan memperoleh kajian dari Universitas Indonesia (UI).
BACA JUGA:Libatkan Perusahaan Korsel, PT Adhi Karya Garap Proyek Baru Senilai Rp701,1 Miliar di NTB, Apa Itu?
BACA JUGA:3 Proyek dengan Dana Fantastis di Sumatera Barat, Nomor 2 Habiskan Anggaran hingga Rp 80 Triliun
“Keberhasilan Kota Bogor dalam mengimplementasikan moda transportasi trem, dapat menjadi contoh yang representatif bagi kota-kota lain.
Jika proyek ini sukses, akan memberikan inspirasi dan menjadi teladan bagi pengembangan sistem transportasi serupa di daerah lain,” ungkap Dedie.
Wali Kota Bogor itu juga menyebutkan bahwa proyek ini akan melibatkan pembangunan 4 koridor trem.
Dengan fokus awal pada koridor 1 yang menghubungkan Stasiun Bogor dengan Baranangsiang, karena terintegrasi dengan Commuter Line, KA Pangrango, dan LRT Jabodebek.
BACA JUGA:Bekerja 24 Jam Nonstop, Proyek Bendungan Baru di Sumatera Utara Malah Molor, Kapan Selesai?
BACA JUGA:Segera Uji Coba, Inilah Proyek Bandara Internasional di IKN Kalimantan Timur, Kapan Rampung?
Terkait rute koridor 1 trem Bogor, Pemerintah Kota Bogor telah merinci jalur tersebut.
Trem Bogor akan memiliki 17 stasiun, dimulai dari Stasiun LRT Baranangsiang di Tanah Baru, Terminal Baranangsiang, Cidangdiang, Geulis, Roda, Cincau, Paledang, Herbarium, Kapten Muslihat, Stasiun Bogor, Salmun, Pasar Anyar, Pengadilan, Sempur, Pajajaran, dan Botan
Diharapkan nantinya proyek ini tidak hanya dapat mengatasi kepadatan lalu lintas.
Tetapi dapat juga membawa dampak positif ekonomi, dengan membuka peluang investasi dan menciptakan lapangan kerja.
Namun, sejumlah pertimbangan seperti dampak lingkungan, dukungan masyarakat, dan manajemen proyek yang efektif perlu diatasi agar proyek ini sukses.